TOKYO, KOMPAS.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mempersilakan para investor asing yang khawatir dengan dampak perang negara tersebut terhadap narkoba untuk berkemas dan pergi meninggalkan Filipina.
Hal ini sejalan dengan sikap anti Amerika yang dikobarkan Duterte dan memilih untuk terbang ke Jepang guna menarik investasi.
Sebelumnya ada komentar dari utusan khusus AS untuk Asia yang menyatakan bahwa upaya Duterte yang dianggap kejahatan perang dan memicu munculnya sekira 3.700 orang meninggal dunia berdampak buruk bagi bisnis.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh asisten Menteri Luar Negeri AS Daniel Russel.
“Russel mengatakan, ‘Komentar Duterte menyebabkan kekhawatiran di kalangan usaha.’ Kalau begitu silakan saja berkemas lalu pergi. Kami akan pulih, saya pastikan pada Anda,” ujar Duterte.
Kemudian, Duterte melakukan kunjungan ke Jepang, salah satu mitra penting AS di Asia selama tiga hari.
Dalam kunjungan itu, Duterte membidik perjanjian perdagangan yang bernilai lebih dari 18 miliar dollar AS.
“Dengan posisi Jepang sebagai mitra dagang utama Filipina, saya akan mencari kebersinambungan dan peningkatan lebih lanjut terkait ikatan ekonomi yang erat dan penting ini,” jelas Duterte.
Duterte menyatakan ingin sekali bertemu dengan para pemimpin bisnis di Jepang dan menyatakan dengan tegas bahwa Filipina terbuka bagi bisnis.
Duterte juga dikabarkan bakal bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe. Baru-baru ini Duterte menyatakan “perceraiannya” dari AS dan memunculkan keraguan atas kemitraan pertahanan yang sudah terjalin 70 tahun terakhir.
Kemudian, setelah kembali dari kunjungannya ke China, ia menyatakan perpisahantersebut bukan berarti ia akan memperburuk ikatan antara Filipina dengan AS.
Menurut Russel, sikap dan komentar Duterte yang kontroversial tidak hanya membuat negara lain merasa cemas, namun juga dunia usaha. Russel mengungkapkan, banyak negara merasa khawatir dengan maksud sikap Duterte.
“Pernyataan yang kontroversial, komentar, dan iklim ketidakpastian yang sebenarnya tentang maksud Filipina telah menimbulkan kekhawatiran banyak negara. Tidak hanya di negara kami, namun juga di kalangan lainnya, di komunitas ekspatriat Filipina, namun juga di kalangan direksi korporasi,” tutur Russel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.