Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Negara Hadiri ICAI 2016 di Bali Bahas Perkembangan Ilmu dan Teknologi Terkini Perikanan Budidaya

Kompas.com - 30/10/2016, 05:48 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Sebanyak 12 negara menghadiri International Conference of Aquaculture Indonesia (ICAI) 2016 di Kuta Bali pada tanggal 28-30 Oktober 2016.

Pertemuan ini bertujuan untuk membahas Perkembangan ilmu dan teknologi terkini perikanan budidaya yang diselenggarakan

Ketua Asosiasi Masyarakat Perikanan Budidaya, Rokhmin Dahuri, disela-sela acara konferensi internasional Akuakultur (ICAI) menyampaikan bahwa peserta yang datang juga untuk bertemu bisnis yang mana dapat melakukan kerja sama segitiga antara akademisi, pebisnis dan pemerintah.

"Ini konferensi internasional mengenai akuakultur Indonesia yang sudah berjalan enam tahun dan tempatnya berpindah-pindah. Target adalah supaya peneliti, dosen, pakar, pemerintah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terkini dari perikanan budidaya," kata Rokhmin Dahuri, Kuta, Badung, Bali, Sabtu (29/10/2016).

Konferensi ini juga bertujuan untuk temu bisnis. Sebab, ICAI 2016 akan mempertemukan pengusaha pakan, perusahaan teknologi budidaya dan lainnya. Dengan demikian,  dimungkinkan kerja sama segitiga yaitu pakar atau peneliti, pengusaha dan pemerintah.

Menurut Rokhmin, pertemuan ini penting sebab teknologi perikanan masih minim di Indonesia dan perlu pengembangan. 

Pasalnya, selama ini Indonesia masih mengimpor teknologi karena pemerintah belum memaksimalkan mengembangkan teknologi atau inovasi yang seharusnya mendapat dukungan.

Rokhmin mengatakan, saat ini ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam pembangunan akuakultur. 

Misalnya, masalah internal teknis sektor akuakultur dan kebijakan makro atau eksternal. Permasalahan yang sifatnya teknis adalah terkendala oleh jumlah jumlah pakan yang berkualitas, sehingga harganya mahal terus.

Karena selama ini pakan ikan masih mengandalkan protein yang terbuat dari tepung ikan, padahal persediaan ikan di laut terbatas.  Solusi alternatifnya adalah gerakan pakan nusantara mandiri.

Masalah dalam pengembangan akuakultur lainnya adalah ledakan hama penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor dan disiplin para pembudidaya ikan, seperti tidak menggunakan benih ikan yang berkualitas.

Selain itu, masalah lainnya yang juga cukup mengkhawatirkan adalah alih fungsi lahan yang cukup tinggi yang mana pemerintah harus ikut andil dengan mengeluarkan peraturan terkait alih fungsi lahan.

Kompas TV Cuaca Buruk, Nelayan Palopo Tak Melaut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com