Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Harga Tanah Kian Mahal, TOBA Kebut Pembebasan Lahan PLTU Sulbagut-1

Kompas.com - 31/10/2016, 18:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) melalui anak usahanya PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) segera menyelesaikan proses pembebasan lahan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara Sulbagut-1.

"Kita sudah bebaskan 45 hektare (ha) dan akan coba lagi 15 ha, totalnya 60 ha," kata Presiden Direktur GLP Arthur Simatupang, di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Proyek kelistrikan dengan kapasitas 2 X 50 megawatt (MW) itu rencananya akan didirikan di lahan seluas 60 ha di Provinsi Gorontalo, Sulawesi.

Arthur mengatakan, GLP memang sengaja mengebut pengerjaan pra-konstruksi demi efisiensi anggaran.

"Kalau coba selesaikan sekarang kan lebih murah daripada tahun depan. Kalau tahun depan lebih mahal tanahnya," kata Arthur.

Lebih jauh dia mengatakan, selain menyelesaikan pembebasan lahan, GLP juga tengah merampungkan proses financial closing.

Adapun target dari financial closing tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni 12 bulan setelah ditandatangani power purchase agreement (PPA) dengan take offer, dalam hal ini PT PLN (Persero).

Arthur mengatakan, PPA dengan PLN ditandatangani pada 14 Juli 2016. Dengan skema independent power producer (IPP), kontrak akan berlaku selama 25 tahun ke depan.

Sayangnya pihak GLP maupun induknya, TOBA, masih enggan membocorkan harga jual listriknya ke PLN.

Yang pasti, kata Arthur dengan adanya proyek ini maka akan menambah sumber pendapatan tetap (fixed income) perusahaan.

"Kalau produksi batubara kan fluktuatif cukup jauh nih. Tetapi dengan diversifikasi ke PLTU, tentunya kami punya revenue earning yang cukup stabil untuk 25 tahun ke depan," ucap Arthur.

Sebagai informasi, nilai proyek PLTU Sulbagut-1 ini mencapai 180-220 juta dollar AS. Proyek ini dikerjakan oleh GLP, konsorsium dari TOBA (60 persen), PT Toba Sejahtera (20 persen), dan Shanghai Electric Power Construction Co. Ltd. (20 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com