Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Gabah Tak Berbanding Lurus dengan Kesejahteraan Petani

Kompas.com - 01/11/2016, 17:55 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Oktober 2016, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani Rp 4.550 per kilogram (Kg) atau naik 0,4 persen dan di tingkat penggilingan Rp 4.643 per kg atau naik 0,47 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada September 2016.

Adapun rata-rata harga gabah kering giling di tingkat petani adalah sebesar Rp 5.312 per kg atau naik 0,51 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.413 per kg atau naik sebesar 0,31 persen.

"Harga gabah di tingkat petani Rp 4.111 per kg atau naik 0,85 persen dan di tingkat penggilingan Rp 4.211 per kg atau naik 0,65 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Adapun secara tahunan (year on year/yoy), rata-rata harga pada Oktober 2016 di tingkat petani, gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), dan gabah kualitas rendah turun masing-masing 7,14 persen, 0,82 persen, dan 7,16 persen.

Namun, kenaikan harga gabah sepanjang Oktober 2016 tak berbanding lurus dengan nilai tukar petani (NTP).

Tercatat, NTP secara nasional pada Oktober 2016 justru turun sebesar 0,3 persen menjadi 101,71. "Ini tidak terlepas dari inflasi di pedesaan yang mencapai 0,4 persen," terangnya.

Pada Oktober 2016, NTP Provinsi Sulawesi Utara mengalami penurunan terbesar (1,34 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.

Sebaliknya NTP Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan tertinggi (1,09 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) nasional Oktober 2016 tercatat sebesar 110,26 atau turun 0,4 persen dibandingkan NTUP bulan sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com