Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Tetap Ingin Gandeng Swasta pada Proyek Kilang Bontang

Kompas.com - 01/11/2016, 21:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menyampaikan perseroan nampaknya tetap akan menggandeng pihak swasta dalam proyek kilang baru (New Grass Root Refinery/NGRR) Bontang, Kalimantan Timur.

“Pasti nanti kerja sama dengan swasta karena Pertamina enggak mungkin memiliki kemampuan keseluruhan untuk berinvestasi,” kata Dwi di sela-sela Rakernas Kadin Bidang Energi dan Migas di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Sebagaimana diketahui, proyek kilang Bontang ini merupakan proyek dengan skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dengan Pertamina sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK).

Pertamina ditunjuk oleh pemerintah sebagai PJPK proyek kilang Bontang pada Februari 2016. Dalam perkembangannya, skema proyek berkapasitas 300.000 barel per hari (bph) itu disebut-sebut bakal diubah menjadi penugasan ke Pertamina.

Dalam beberapa kali kesempatan, Pertamina menyatakan sanggup apabila ditugasi membangun proyek yang menelan nilai 15 miliar dollar AS itu.

Namun saat dikonfirmasi ulang, Dwi menilai lebih baik perseroan bekerja sama dengan swasta.

“Jadi Pertamina pasti akan kerja sama dengan swasta. Nan nanti bagaimana mekanismenya, apakah itu BOT (build, operate, transfer) atau Pertamina juga bisa punya share dan sebagainya, akan kami kalkulasi seluruhnya,” ucap Dwi.

Meski menggandeng swasta, Dwi memastikan Pertamina ikut terlibat dalam pembangunan kilang Bontang, dan tidak hanya menjadi off-taker dari swasta yang mengoperasikan kilang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com