Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Sebut Salah Satu Biang Kerok Impor Cangkul adalah Harga Gas yang Mahal

Kompas.com - 01/11/2016, 21:50 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan salah satu penyebab Indonesia harus mengimpor cangkul dari luar adalah harga gas industri yang mahal.

“Kalau harga gas 4 dollar AS per MMBTU, maka harga baja bisa 533 dollar AS per ton. Kalau harga gas 10 dollar AS per MMBTU, ya berat. Meskipun pakai utang tetap berat,” kata Airlangga di sela-sela Rakernas Kadin Bidang Energi dan Migas, di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Harga gas yang mahal ini, sambung Airlangga, yang juga menjadi penyebab PT Krakatau Steel mengurangi peleburan (melting).

Kondisi ini sangat ia sayangkan, mengingat Indonesia adalah salah satu negara yang banyak membutuhkan baja.

Khusus untuk produk mata cangkul saja, dibutuhkan 15.000 ton high carbon steel. Jumlah bahan baku itu cukup untuk memenuhi kebutuhan cangkul per tahun yang mencapai 10 juta ton baja.

Penghentian peleburan baja yang dilakukan Krakatau Steel, imbuh dia, tentu akan berpotensi menambah impor.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan SKK Migas, jumlah perusahaan pada industri baja dan logam lainnya tercatat sebanyak 10 perusahaan.

Harga gas pada bulan Juli 2016 untuk industri ini ada di kisaran 6,75-13 dollar AS per MMBTU.

Industri ini membutuhkan gas cukup banyak mencapai 229 MMSCFD. Dalam struktur biaya industri, gas memakan porsi antara 25 persen hingga 70 persen. Sepanjang tahun lalu, industri baja dan logam lainnya hanya mampu tumbuh 6,48 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com