Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketidakyakinan Pasar terhadap Negosiasi OPEC Tekan Harga Minyak

Kompas.com - 02/11/2016, 07:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah kembali jatuh pada perdagangan Selasa atau Rabu waktu Indonesia (02/11/2016).

Harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 19 sen di level 46,67 dollar AS per barel. Sementara itu harga minyak Brent turun 47 persen ke level 48,14 dollar AS per barel.

Wakil Presiden Eksekutif Powerhouse, sebuah broker komoditas yang berbasis di Washington, David Thompson menengarai pelaku pasar masih tidak yakin dengan rencana Organsisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi.

"Sepertinya kita akan melewatkan momentum, kecuali Saudi campur tangan dengan pemangkasan produksi besar-besaran mereka sendiri," kata Thompson dikutip dari Reuters, Rabu.

WTI pernah mencapai level tertinggi tahun ini di level 51,93 dollar AS per barel, dan Brent di 53,73 dollar AS per barel, setelah sinyal Arab Saudi atas rencana pemotongan produksinya. Bahkan rencana ini pun menarik produsen lain, Rusia.

Namun, pertemuan di Wina yang melibatkan OPEC dan Rusia pada 30 Oktober 2016 lalu, tak kunjung menghasilkan kesepakatan. Harga minyak pun kembali tertekan.

Dilaporkan Financial Times, Royal Dutch Shell dan BP telah memperingatkan investornya untuk tidak mengharapkan harga minyak rebound tinggi pada tahun 2017. Kedua perusahaan itu mematok asumsi harga 50 dollar AS per barel pada 2017, hanya sedikit di atas harga pasar saat ini.

"Kami melihat penguatan harga tahun depan, tapi tidak signifikan dari apa yang kita lihat sekarang," kata Direktur Keuangan BP, Brian Gilvary. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com