Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Panasnya Suhu Politik, IHSG Rawan Koreksi Lanjutan

Kompas.com - 03/11/2016, 07:55 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis (3/11/2016) diperkirakan bergerak bervariasi namun rawan koreksi lanjutan.

Meningkatnya risiko pasar saham global mengantisipasi hasil pilpres di Amerika Serikat (AS) dan kenaikan tingkat bunga Fed Rate di Desember mendatang akan mempengaruhi perdagangan saham hari ini.

Dari domestik, pasar juga mencermati sejumlah isu politik domestik yang akhir-akhir ini menghangat.

"Pelaku pasar lebih banyak mengambil sikap wait and see mencermati sejumlah isu tersebut," tulis riset dari First Asia Capital kepada Kompas.com.

IHSG pada hari ini diperkirakan akan bergerak dengan support di level 5.380 hingga resistance di level 5.430.

Saham-saham pilihan yang layak diamati antara lain BBRI, ITMG, ASII, ICBP, ADRO, PTBA, BUMI, PTPP, TINS, dan GJTL.

Menurut riset First Asia, meningkatnya risiko pasar saham kawasan Asia dan global malam sebelumnya ikut berimbas pada perdagangan saham kemarin, Rabu (2/11/2016).

IHSG akhirnya tutup koreksi 10,552 poin (0,2 persen) di 5.405,455. Aksi beli selektif di saham tambang batubara dan perbankan tidak mampu mengangkat IHSG tutup di teritori positif.

"Koreksi IHSG terutama dipicu tekanan jual di sejumlah saham emiten BUMN yang bergerak di sektor jasa konstruksi dan utilitas," tulis First Asia Capital.

Kemarin, indeks saham utama di kawasan Asia umumnya tutup di teritori negatif. Indeks Nikkei koreksi 1,7 persen, indeks Hangseng koreksi 1,4 persen, sedang Indeks Shanghai China koreksi 0,6 persen.

Meningkatnya risiko pasar saham kawasan Asia dan global, terutama dipicu perhatian pasar atas pemilihan presiden di Amerika Serikat pada 8 November, setelah sebuah hasil polling tadi malam menempatkan kemungkinan Trump memenangi pilpres mendatang.

"Trump dinilai sebagai figur yang menciptakan banyak ketidakpastian terhadap perekonomian AS. Selain isu pilpres di AS, perhatian pasar global juga tertuju dengan agenda pertemuan The Fed menjelang akhir tahun ini yang diperkirakan akan menaikkan tingkat bunganya," tulis First Asia Capital.

Sementara bursa global tadi malam kembali terkoreksi untuk lima hari perdagangan berturut-turut.

Indeks Eurostoxx koreksi 1,7 persen di level 1.7134,68. Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,4 persen dan 0,6 persen di level 1. 7959,64 dan 2.097,94.

"Hasil pertemuan The Fed tadi malam tetap menahan tingkat bunganya pada level saat ini 0,25 persen-0,5 persen. Yellen memberikan indikasi kenaikan tingkat bunga bisa terjadi pada pertemuan Desember mendatang menyusul ekspektasi inflasi yang mendekati target The Fed di 2 persen," lanjut rilis.

Lapangan kerja di AS pada Oktober lalu bertambah 175.000 naik dari bulan sebelumnya 156.000.

Harga minyak tadi malam kembali koreksi 2,8 persen di 45,34 dollar AS per barel setelah data cadangan minyak AS pekan lalu melonjak 14,4 juta barel di atas perkiraan naik 1,6 juta barel.

Pasar saham global juga tengah fokus pada agenda pilpres pada 8 November mendatang yang menggambarkan persaingan ketat antar kandidat Clinton versus Trump.

Kompas TV Beginilah Cara Kerja IHSG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com