Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Sentimen Demo 4 November terhadap IHSG Hanya Temporer

Kompas.com - 03/11/2016, 20:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Faktor ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah pada hari ini, Kamis (3/11/2016), ditutup melemah.

Namun, ternyata faktor berupa kecemasan menjelang aksi unjuk rasa besar-besaran pada tanggal 4 November 2016 pun menjadi faktor pula.

Kepala ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan, dirinya mengakui kecemasan terhadap aksi tersebut menjadi salah satu faktor yang memberatkan kinerja IHSG dan rupiah hari ini.

Namun demikian, ia menganggap dampak aksi itu tidak terlalu besar apabila dibandingkan pilpres AS.

"Pelaku pasar juga mengantisipasi demo besar yang rencananya akan diadakan besok meskipun secara keseluruhan dampak demo tersebut relatif marginal dibandingkan kekhawatiran pilpres AS dan kenaikan suku bunga kebijakan AS," jelas Josua kepada Kompas.com, Kamis sore.

Josua memandang, dampak aksi unjuk rasa esok hari cenderung bersifat temporer. Pasalnya, belakangan ini pemerintah terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban.

"Untuk mengantisipasi kecemasan demo besok pelaku pasar cenderung waspada sehingga memang terlihat aksi jual di pasar saham dan juga obligasi sehingga berdampak pada pelemahan rupiah," jelas Josua.

IHSG ditutup turun sebesar 1,4 persen atau 75,95 poin di posisi 5.329,5. Sebanyak 85 saham diperdagangkan menguat, 227 saham melemah dan 86 saham stagnan.

Volume perdagangan mencapai 10,2 miliar saham senilai Rp 7,74 triliun. DI seluruh pasar, pemodal asing membukukan net buy sebesar Rp 132,2 miliar dan di pasar reguler pemodal asing mencatatkan net sell sebesar Rp 759,7 miliar.

Adapun nilai tukar rupiah juga ditutup melemah sebesar 0,15 persen ke level Rp 13.075.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com