Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astra Agro Berharap Permintaan CPO Tetap Tumbuh Tahun Depan

Kompas.com - 05/11/2016, 08:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - PT Astra Agro Lestasi Tbk (AALI) berharap permintaan pasar global terhadap produk olahan minyak sawit mentah (CPO) tetap tumbuh, tahun depan.

Direktur Keuangan AALI Rudy Chen mengatakan, saat ini AALI mengekspor produk olahan yang dihasilkan dari refinery antara lain minyak olein, stearin, serta palm fatty acid destilate (PFAD).

"Demand tahun depan sih harusnya masih cukup kuat, karena kami mengutamakan untuk makanan. Populasi penduduk kan nambah terus di setiap negara. Ya kami ikuti perkembangan itu saja," kata Rudy di Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/11/2016).

Rudy menjelaskan, satu pengolahan yang dimiliki AALI di Sulawesi Barat memiliki kapasitas produksi hingga 2.000 ton per hari. Sementara itu satu pengolahan hasil patungan dengan Kuala Lumpur Kepong Berhad (KLK) di Dumai, memberikan tambahan 1.000 ton per hari bagi AALI.

Dengan demikian, kata Rudy, total kapasitas refinery saat ini sebesar 3.000 ton per hari. Adapun pasar tujuan ekspor AALI antara lain China, India, Filipina, dan Korea Selatan.

Dalam kesempatan sama, Kepala Hubungan Investor PT Astra International Tbk (ASII) Tira Ardianti menyampaikan, saat ini permintaan global yang paling dominan datang dari China dan India.

"Jadi, kalau ada apa-apa sama China, pertumbuhan ekonomi China turun, demand CPO dari Indonesia pasti turun," ungkap Tira.

Selain dipengaruhi kondisi ekonomi, permintaan China juga dipengaruhi oleh variasi pilihan dari produk pesaing sawit, seperti minyak kedelai. Apalagi jika produk pesaing sawit ini dijual dengan harga lebih murah.

"Kalau substitusi (sawit) banyak dan lebih murah ya orang cari yang murah. Dampaknya, harga jadi susah terkerek juga," pungkas Tira.

Pendapatan kuartal-III AALI turun 7,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, meskipun ada kenaikan harga CPO 5,1 persen sembilan bulan.

Turunnya pendapatan disebabkan produksi CPO yang anjlok 18,5 persen per September (YoY).

Akan tetapi, dikarenakan mendapatkan keuntungan kurs dari apresiasi rupiah, laba bersih AALI tetap meroket 689,9 persen menjadi Rp 1,14 triliun per September 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com