Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi Kaya dengan Utang Produktif, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 06/11/2016, 13:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak orang alergi dengan utang. Mereka khawatir tidak dapat hidup dengan tenang dan nyaman jika memiliki utang. 

Mereka stress, menyerah, lalu melakukan tindakan yang tergolong kejahatan dan kriminal. Padahal, jika Anda bisa memanfaatkannya, utang tidak selalu menjadi momok.

Kenyataannya, sebagian besar pengusaha pemula dan pengusaha besar, mampu menjadi pengusaha sukses setelah berutang. Utang dari bank digunakan untuk kegiatan produktif sehingga pengusaha mendapatkan keuntungan. Itulah yang disebut utang produktif.

Anda dapat belajar dari perusahaan dan pengusaha yang memiliki utang produktif, namun mereka bisa sekaligus menciptakan keuntungan. Sebab itu Anda mesti selalu memilah mana utang produktif dan mana utang konsumtif.

Berikut ini cara menjadikan utang yang Anda ambil menjadi utang produktif:

1. Memiliki manfaat finansial

Utang produktif merupakan utang yang tujuan peminjamannya adalah untuk mendapatkan manfaat finansial. Sebagai contoh, ketika Anda meminjam dari saudara atau bank dengan tujuan untuk memulai suatu usaha, maka utang tersebut dikategorikan sebagai utang produktif.

Laba usaha yang dihasilkan dari kegiatan bisnis yang dibangun atas utang tersebut dapat digunakan untuk melunasi pinjaman secara berkala, memutar bisnis, dan keuntungannya untuk membantu keuangan keluarga. Setelah utang lunas, bisnis Anda masih tetap berjalan dan menghasilkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hdup Anda sehari-hari dan memperbesar usaha.

Sedangkan utang konsumtif merupakan kebalikan dari utang produktif, yaitu utang yang tujuan peminjamannya  tidak memberikan manfaat finansial secara langsung untuk dapat melunasi utang tersebut.

Contohnya, Anda mengajukan pinjaman ke bank untuk membeli mobil sebagai sarana mudah untuk pulang pergi ke kantor, atau pergi berlibur ke luar negeri untuk melepas penat. Kegiatan ini tidak dapat dikatakan bisa mendatangkan manfaat finansial secara langsung bagi Anda sehingga utang tersebut tergolong utang konsumtif.

2. Menambah aset

Dengan utang produktif, Anda bisa memiliki aset. Sebagai simulasi, Anda mengajukan pinjaman Rp 25 juta dengan tenor 12 bulan dan bunga 0%. Pinjaman digunakan untuk memulai suatu usaha butik dan pelunasan utang dilakukan dengan cara dicicil sebesar Rp 2 juta per bulan.

Asumsikan Anda mampu menghasilkan omset Rp 1 juta per hari alias Rp 30 juta per bulan. Dengan biaya operasional sebesar Rp 25 juta per bulan, Anda memiliki laba bersih sebesar Rp 5 juta per bulan. Anda dapat menggunakan laba bersih untuk melunasi cicilan utang setiap bulan, sehingga sisa bersih yang dapat Anda ambil adalah Rp 3 juta.

Bisnis butik tentu diharapkan berjalan terus, sehingga setelah pinjaman lunas di akhir tahun, butik Anda tetap berjalan dan bahkan menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi karena tidak perlu membayar cician utang lagi. Dengan keuntungan tersebut, Anda bisa menambah aset usaha maupun aset pribadi.

3. Disiplin mencicil

Satu hal yang mesti Anda miliki setelah berhasil mendapatkan utang produktif ialah disiplin dalam membayar cicilan utang. Disiplin ini juga berlaku jika Anda mendapatkan utang konsumtif. Mereka yang tidak disiplin dalam membayar cicilan, suatu saat akan terjebak dalam masalah utang.

Sebaliknya, meski Anda mendapatkan utang konsumtif, jika Anda memiliki disiplin keuangan yang tinggi, Anda bisa mengubahnya menjadi utang produktif.

Misalnya jika terpaksa harus berbelanja untuk kebutuhan usaha dengan menggunakan kartu kredit. Dengan cicilan ringan dan diskon menarik, Anda tetap menjadikannya sebagai utang produktif jika Anda melunasinya sebelum jatuh tempo.   

Dengan demikian, menjadi kaya dengan cara berutang merupakan hal yang wajar dan masuk akal untuk dilakukan sepanjang Anda tetap bijak dan disiplin dalam memanfaatkan utang tersebut, baik utang produktif maupun konsumtif.

Kompas TV Tips Kelola Utang Kartu Kredit Setelah Lebaran


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com