Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Menggiurkan, Peternak Sapi Perah Pilih Potong Ternaknya

Kompas.com - 08/11/2016, 16:38 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito mengatakan, tingginya harga daging sapi potong membuat para peternak sapi perah memilih untuk memotong sapi betina produktifnya dan dijual dalam bentuk daging.

Menurut Agus, hal ini berimbas pada penurunan populasi sapi perah Indonesia.

"Selama satu dekade terakhir, usaha peternakan sapi perah rakyat mengalami kemunduran, ini ditandai dengan berkurangnya populasi ternak. Pada 2015, populasi sapi ini sebesar 525.171 ekor, turun dari 2012 sebanyak 611.940 ekor," ujar Agus di Jakarta, Selasa (8/11/2016).

Agus mengungkapkan, tingginya harga daging sapi di dalam negeri berkontribusi pada penurunan populasi sapi ini.

Agus menceritakan, ada satu rumah potong hewan (RPH) di daerah Jawa Timur, memotong sapi sebanyak 70 ekor sampai 80 ekor per hari. Dari jumlah tersebut, 50 persennya merupakan sapi betina produktif.

"Contoh di RPH di Jawa Timur, mereka potong 70 ekor-80 ekor per hari, ini 50 persennya betina dan 30 persennya dalam kondisi bunting, ada janinnya sapi pedet," ujarnya.

Atas hal tersebut, dia mengharapkan pemerintah bisa membuat kebijakan yang mampu membuat para peternak sapi perah dapat meningkatkan taraf hidupnya, sehingga membuat minat mereka semakin besar untuk mengembangkan peternakan sapi perah yang memproduksi susu berkualitas.

Turunnya populasi sapi perah berimbas pada penurunan produksi susu sapi lokal. Berdasarkan data APSPI, produksi susu pada tahun 2015 sebesar 805.000 ton, produksi ini jauh lebih kecil dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 960.000 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com