Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Mari Merasa Dihormati dengan "Bomber Jacket" Pak Presiden

Kompas.com - 09/11/2016, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

KOMPAS.com - Mari lupakan sejenak kehebohan demo 4 November, dan menoleh ke kehebohan lain yang juga tak kalah ramainya diperbincangkan.

Tatkala sebagian orang serius menyimak pernyataan Presiden soal keterlibatan aktor politik di belakang demo 4 November, sebagian besar kelas menengah justru kasak-kusuk mengobrolkan jaket yang dipakai Presiden.

(Baca: Jokowi Tampil Keren dengan “Bomber Jacket”)

Sehari setelahnya, "Bomber Jacket" buatan Zara di berbagai pusat perbelanjaan ludes terjual. Bahkan penjualan jaket KW pun dikabarkan tak kalah kencangnya. Para penjual jaket tersebut di toko online juga kewalahan melayani tingginya permintaan.

Hal itu juga sempat membuat saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) selaku pemegang hak waralaba Zara di Indonesia melonjak signifikan yakni sebesar 4,5 persen. Investor senang lantaran salah satu jualan perusahaan ritel ini laris manis di pasar.

Bentrok yang terjadi pasca-demo 4 November oleh segelintir oknum, tak terlalu merisaukan kelas menengah untuk kembali melakukan kegiatan rutinnya: melakukan konsumsi. Pusat perbelanjaan tetap ramai. Kendaraan menuju ke tempat wisata tetap berjubel.

Ketegangan politik di tingkat elit? Biarlah itu jadi urusan politisi dan pemerintah. Yang penting tetap bisa berkoar di media sosial sembari memilah model fesyen terbaru dan berburu kuliner yang direkomendasikan teman.

Menjadi konsumtif

Dalam era kapitalisme lanjut seperti sekarang, semua orang berhak menafsirkan apapun. Termasuk saat Presiden mengimbau agar masyarakat tenang, bisa jadi dimaknai sebagai dorongan untuk tampil lebih keren.

Kegiatan konsumsi memang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aspek perekonomian Indonesia.

Karena konsumsi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap melaju di atas 5 persen, tepatnya 5,02 persen di akhir kuartal III 2016. Sekaligus menjadikan ekonomi Indonesia terdepan di antara negara-negara di kawasan ASEAN, bahkan salah satu yang tertinggi di dunia.

(Baca: Makin Melambat, Ekonomi Indonesia Kuartal III 2016 Tumbuh 5,02 Persen)

Tanpa kelas menengah yang konsumtif, tentu akan sangat sulit bagi Indonesia untuk berada di jajaran negara-negara yang pertumbuhannya paling tinggi selain China dan India. Dan, hal ini patut dijaga agar pertumbuhan ekonomi tetap on track sesuai target pemerintah.

Berbicara tentang konsumerisme, tentu ada berbagai motif yang mendorong orang menjadi konsumtif.

Jean Baudrillard misalnya. Dalam bukunya berjudul "Masyarakat Konsumsi" (1998) dia menyebutkan bahwa masyarakat kontemporer membeli barang bukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan (needs) namun lebih sebagai pemenuhan hasrat (wants). Mereka akan "membeli" simbol-simbol yang melekat pada suatu objek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com