Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Perkembangan "Fintech" Tak Bisa Dielakkan

Kompas.com - 09/11/2016, 16:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan layanan keuangan berbasis teknologi alias financial technology (fintech) di Indonesia terjadi begitu pesat dan cepat.

Layanan-layanan tersebut hadir untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan berbagai transaksi keuangan.

Akan tetapi, fintech diyakini oleh sebagian pihak bisa mengganggu layanan keuangan yang sudah hadir terlebih dahulu di tengah-tengah masyarakat.

Lalu, bagaimana pandangan Bank Indonesia (BI) sebagai regulator sistem pembayaran?

Deputi Gubernur BI Ronald Waas menilai, fintech pada dasarnya memiliki arti yang sangat luas. Dalam setiap dekade belakangan ini, pergantian zaman kerap ditandai hadirnya fintech yang baru, belum pernah ada sebelumnya.

"Buat kami fintech ini mengandung arti yang sangat luas. Pada jamannya, telegram, ATM, uang elektronik juga merupakan fintech," kata Ronald di Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Sehingga, menurut Ronald, fintech sebenarnya bukan barang baru. Hanya saja, dengan perkembangan internet yang sangat pesat, perkembangan fintech memiliki suasana yang baru.

Namun demikian, Ronald menyatakan bank sentral tidak tinggal diam di tengah perkembangan fintech yang sangat pesat.

Di seluruh dunia, gubernur bank sentral pun selalu membicarakan tentang fintech, yang mana pada dua tahun lalu saja belum dibicarakan hangat.

"Bagi BI, perkembangan fintech adalah keniscayaan. Tidak dapat dielakkan," jelas Ronald.

Bank sentral, imbuh dia, memandang perkembangan fintech menjadi suatu hal yang baik karena menunjukkan inovasi dan kreativitas kaum muda.

Selain itu, fintech dianggap bisa menjadi solusi di tengah masih terbatasnya akses lembaga keuangan formal.

"Kami mengapresiasi inovasi dan kreativitas generasi muda ini. Data kami awalnya menghitung ada 96 perusahaan fintech, saya rasa saat ini angka 100 perusahaan sudah terlampaui. Fintech dianggap sebagai solusi inovatif dan kreatif kebutuhan saat ini," jelas Ronald.

Kompas TV OJK Akan Terbitkan Aturan Industri Fintech

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perusahaan Asal Singapura Jadi Investor Pertama KIT Batang Tahun Ini

Perusahaan Asal Singapura Jadi Investor Pertama KIT Batang Tahun Ini

Whats New
Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com