Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Sektor Industri Segera Dapatkan Harga Gas yang Lebih Murah

Kompas.com - 09/11/2016, 16:46 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator bidang Perekonomian kembali menggelar rapat koordinasi terkait penurunan harga gas industri.

Dalam rapat ini disepakati tiga sektor industri mendapatkan harga gas yang kompetitif atau relatif murah.

Hadir dalam rapat koordinasi tersebut Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Menteri Energi Sumberdaya Mineral Ignasius Jonan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno serta Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto. 

Menperin menjelaskan, saat ini pemerintah telah menyepakati harga gas untuk tiga sektor industri yaitu industri pupuk, baja, dan petrokimia.

"Jadi ada beberapa yang formulasi harga gasnya sudah ada, dalam tanda petik sudah ada kesepakatan adalah sektor pupuk , baja dan petrokimia," ujar Airlangga, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (9/11/2016).

Sebelumnya, Kemenperin mengusulkan 11 sektor industri dan kawasan industri yang perlu mendapatkan harga gas yang lebih murah.

"Jadi ada 11 sektor, yang sudah ada kesepahaman baru tiga sektor," ujar Airlangga. Menperin menambahkan, untuk sektor industri lainnya akan dilakukan pembahasan dalam kurun waktu satu minggu hingga 10 hari ke depan.

"Tim teknis akan segera bekerja. Tim ini dari Dirjen Perindustrian, dari ESDM, deputi BUMN, dan juga nanti dari Keuangan. Target kerja seminggu sampai 10 hari," ungkapnya.

Menperin menuturkan, untuk harga yang disepakati, saat ini pemerintah masih mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2016 tentang penurunan harga gas industri.

Dalam Perpres tersebut diatur harga gas untuk Industri sebesar 6 dollar AS per Million Metric British Thermal Unit (MMbtu).

Menurut Menperin, penyelesaian harga gas industri akan diumumkan pada bulan November dan pelaksanaannya dimulai awal tahun depan.

Berdasarkan data Kemenperin, harga gas industri di Indonesia rata-rata 8-10 dollar AS per Million Metric British Thermal Unit (MMbtu), lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.

Harga gas industri di Singapura sekitar 4-5 dollar AS per MMbtu, Malaysia 4,47 dollar AS per MMbtu, Filipina 5,43 dollar AS per MMbtu, dan Vietnam sekitar 7,5 dollar AS per MMbtu.

Mahalnya harga gas industri di Indonesia membuat daya saing industri nasional menjadi rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com