Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Trump Effect", Harga Tembaga dan Perak Dunia Kian Cemerlang

Kompas.com - 12/11/2016, 13:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga komoditas tembaga menguat pada pekan ini, diyakini lantaran Donald Trump memenangi pemilihan presiden (pilpres) AS.

Pasar komoditas yakin kepemimpinan Trump akan memberi lampu hijau terhadap proyek-proyek infrastruktur di AS dan keyakinan bahwa China akan memberikan stimulus baru.

Harga tembaga di bursa logam London mengalami penguatan mingguan terbesar sejak tahun 1979. Dengan demikian, harga satu ton tembaga naik lebih dari 1.000 dollar AS sejak Senin (7/11/2016), dan pada perdagangan Jumat (10/11/2016) menembus 6.000 dollar AS per ton.

Pergerakan harga bahan baku metal industri tersebut sejalan dengan tanda-tanda peningkatan atau penurunan pertumbuhan ekonomi.

Menurut salah satu analis, harga perak pun diprediksi akan mengikuti. Tembaga banyak digunakan pada industri kelistrikan, panel kendali mesin, baterai, dan radiografi.

Daryl Guppy, CEO Guppytraders, menyatakan bahwa harga perak mudah diprediksi.

“Sehingga, ketika saya melihat emas, saya melihat kesempatan yang besar terkait bagaimana perilaku (harga) perak,” ungkap Guppy.

Jody Gunzberg, Global Head of Commodities and Real Assets di S&P Dow Jones Indices menyatakan bahwa harga bahan baku metal industri seringkali sangat terpengaruh oleh valuasi dollar AS.

“Nikel, timah, tembaga, dan perak sangat sensitif terhadap penurunan dollar AS. Sehingga, setiap sen penurunan dollar AS, maka kita melihat penguatan harga komoditas-komoditas itu antara 6 sampai 7 persen,” jelas Gunzberg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com