Tindak Pidana Perbankan Tambah Banyak, OJK Tingkatkan Edukasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan edukasi ke masyarakat terkait tindak pidana perbankan (tipibank) menyusul tren kenaikan kasus dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satunya ialah dengan peluncuran buku "Pahami dan Hindari", sebuah buku untuk memberikan pemahaman tentang tipibank dan bagaimana menghindarinya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan, dalam dua tahun terakhir jumlah kasus yang dilimpahkan bidang pengawas perbankan ke departemen penyidikan OJK mengalami peningkatan dari 23 kasus pada 2015, menjadi 26 kasus hingga kuartal III 2016.

Berdasarkan statistik penanganan tipibank yang ditangani OJK, jenis kasus tipibank yang terjadi 2014 sampai kuartal III 2016 adalah kasus kredit (55 persen), rekayasa pencatatan (21 persen), penggelapan dana (15 persen), transfer dana (5 persen) dan pengadaan aset (4 persen).

"Pelaku fraud yang berpotensi adalah pihak yang berwenang mengambil keputusan atau terlahir dari kegiatan operasi perbankan," kata Nelson dalam sambutan peluncuran, Senin (14/11/2016).

Oleh karena itu, Nelson mengatakan, OJK memperbanyak kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai tipibank. Pihak perbankan juga diimbau menjaga prinsip kehati-hatian agar kepercayaan nasabah dapat terjaga.

Nelson menambahkan, OJK bersama aparat penegak hukum dan industri perbankan juga terus menjalin kerja sama dan koordinasi, untuk pencegahan terjadinya dugaan tipibank maupun proses penanganan dugaan tipibank.

"Tugas OJK adalah untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, dengan terus menekankan tipibank sehingga masyarakat terlindungi dengan baik," kata Nelson.

Dalam kegiatan itu juga digelar sosialisasi penanganan dengan tipibank dengan pembicara dari OJK dan Forum Anti Fraud.

Forum ini beranggotakan sekitar 40 Bank umum, dan bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antarbank dalam pencegahan dan penanganan fraud di industri perbankan.