JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bumi Sarana Migas, yang merupakan anak usaha Kalla Group, siap membangun proyek LNG Receiving and Regasification Terminal yang berkapasitas 500 mmscfd (kurang lebih 4 juta ton) di Bojonegara, Banten.
Nilai investasi diestimasi mencapai Rp 10 triliun, yang sepenuhnya akan dibiayai oleh pemegang saham serta pinjaman dari lembaga keuangan Jepang, baik milik pemerintah maupun perbankan Jepang.
Juru bicara PT Bumi Sarana Migas, Nanda Sinaga, mengatakan fasilitas tersebut dibangun untuk mengantisipasi defisit gas di Jawa bagian barat. Rencana pembangunan proyek ini sejalan dengan keinginan pemerintah, agar perusahaan swasta mau berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.
Terminal Regasifikasi LNG di Bojonegara, Banten ini merupakan gagasan dari Kalla Group yang kemudian ditawarkan kerjasama kepada PT Pertamina (Persero) pada tahun 2013.
Proyek infrastruktur ini akan dibangun dengan tingkat kehandalan yang tinggi serta kompetitif dibanding dengan terminal sejenis yang ada di Indonesia dan di regional.
“Kami memiliki lahan yang sangat cocok untuk proyek infrastruktur tersebut karena lahan kami berada di tepi pantai laut dengan kedalaman yang cukup serta di depan pulau sebagai pelindung ombak untuk disandari oleh kapal LNG terbesar sekelas Q-Flex dan Q-Max,” jelas Nanda dalam penjelasan resminya, Senin (14/11/2016).
Ketertarikan Kalla Group dalam membangun proyek ini diawali oleh data Kementerian ESDM dan kajian Wood MacKenzie mengenai Outlook Suplai Gas tahun 2013 – 2030.
Data tersebut menunjukan bahwa Jawa bagian Barat akan mengalami defisit neraca gas yang disebabkan oleh berkurangnya dan akan habisnya (depletion) cadangan gas dari Sumatera serta meningkatnya permintaan akan kebutuhan gas.
Setelah melalui diskusi dan kajian bisnis, selanjutnya diputuskan untuk menunjuk salah satu konsultan teknik dari Jepang dalam merancang bangun Terminal Regasifikasi LNG.
Hasil kajian konsultan teknik menunjukan bahwa lokasi tersebut sangat ideal untuk dimanfaatkan sebagai terminal regasifikasi LNG di darat
Proyek Terminal Regasifikasi LNG Darat dengan investasi sekitar Rp. 10 Triliun ini Dukungan dan kesiapan Lembaga Keuangan Jepang ini, ikut memberikan kemampuan kepada Terminal, untuk melayani kebutuhan gas bagi masyarakat luas dengan biaya regasifikasi yang lebih murah, dibanding fasilitas regasifikasi yang ada pada saat ini. Dengan demikian, proyek ini akan sejalan dengan rencana pemerintah untuk menurunkan harga gas dalam negeri.