Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Jonan, pada 2019 Semua Desa Terpencil Teraliri Listrik

Kompas.com - 17/11/2016, 14:52 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, masih ada lebih dari 2.500 desa di berbagai pelosok Tanah Air yang belum teraliri listrik. Dari angka tersebut, desa yang paling banyak belum teraliri listrik yakni di pedalaman Papua.

"Lebih dari 2.500 desa tidak ada listriknya, ini tantangan besar," ujar Jonan di Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Mantan Menteri Perhubungan ini menurutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan agar Kementerian ESDM menjadi leader dalam percepatan pengaliran listrik di berbagai pelosok Tanah Air.

"Presiden ingin tidak ada desa yang tidak dialiri listrik pada 2019," tutur Jonan.

Jonan menuturkan, guna merespons keinginan Presiden Jokowi, pihaknya akan mengeluarkan peraturan tentang investasi swasta melistriki wilayah terpencil, tanpa menggunakan jaringan listrik yang dibangun PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Peraturan tersebut pun bukan tanpa alasan, Jonan menyadari bahwa target pencapaian yang diberikan Presiden tersebut sangat besar, tetapi mau tidak mau keinginan Presiden harus direalisasikan.

Maka dari itu, percepatan penyaluran listrik ini akan diserahkan ke pihak swasta untuk mewujudkannya sehingga dalam waktu dekat akan diterbitkan peraturan untuk melistriki wilayah perdesaan terpencil.

"Kalau PLN belum sempat, ya ditawarkan ke swasta, ini untuk wilayah-wilayah yang belum bisa dijangkau PLN," ucap Jonan.

Jika telah ada investor swasta yang menyatakan keinginannya untuk berinvestasi di kelistrikan daerah, pihaknya meminta agar penyalurannya bersumber dari pemanfaatan energi baru terbarukan.

"Bisa pakai hydro, air, angin, surya, itu bisa. Ini investasinya tidak besar kira-kira kalau average 0,1 MW itu 200 juta dollar AS," tutur Jonan.

Kompas TV Jokowi Targetkan 2019 Papua Bisa Nikmati Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com