Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Waspadai Ketidakpastian Pasca-Pilpres AS

Kompas.com - 17/11/2016, 19:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) menyatakan ada ketidakpastian global yang muncul pasca-pemilihan presiden di AS.

Bank sentral menyatakan, kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintahan presiden terpilih di Negeri Paman Sam berpotensi memberikan ketidakpastian baru dalam tataran global yang dampaknya terasa hingga ke Indonesia.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengungkapkan, ke depan, bank sentral akan terus mewaspadai kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan di AS.

Kebijakan tersebut meliputi bidang perekonomian, keuangan, dan perdagangan. “Mungkin ada kebijakan di AS yang memperkenankan defisit fiskal yang besar dan pemotongan pajak,” kata Agus dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Agus menyatakan, ada pula kemungkinan pemerintahan di AS bakal menerapkan kebijakan proteksionisme.

Menurut mantan Menteri Keuangan itu, kebijakan seperti negosiasi ulang persetujuan perdagangan bebas Amerika Utara atau NAFTA, penghentian Trans Pacific Partnership (TPP), dan kebijakan proteksionisme lainnya tentu akan menimbulkan dampak pula.

Selain itu, ada pula kebijakan-kebijakan yang sifatnya intervensi yang cukup besar dan agresif terhadap beberapa negara yang dianggap tidak menjalankan pedagangan dengan cukup wajar.

Muncul pula wacana kebijakan peningkatan upah minimum di AS. Agus menuturkan, bank sentral juga memantau kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).

Bank sentral meyakini, persentase kenaikan FFR pada bulan Desember 2016 mendatang cukup tinggi dan tentu saja akan memberikan dampak jika terwujud.

Walau demikian, Agus menegaskan bahwa kondisi perekonomian nasional dalam situasi yang baik. Hal ini tecermin dalam berbagai indikator perekonomian, seperti inflasi, stabilitas nilai tukar, dan defisit transaksi berjalan yang membaik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com