Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Enggak Ada Presiden Lain yang "Melototin" Pelabuhan

Kompas.com - 18/11/2016, 09:39 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan untuk mendongkrak perekonomian Indonesia. Meski begitu, ia menegaskan bahwa upaya pemerintah tidak hanya sebatas retorika.

Dari sisi investasi, misalnya, peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing business (EoDB) Indonesia mampu naik ke posisi 91.

Hal itu, kata Sri Mulyani, tidak terlepas dari keseriusan pemerintah menekan waktu inap barang di pelabuhan atau dwell time.

"Bicara soal dwell time, Presiden minta harus turun di bawah 4 hari. Saya sudah keliling dunia, enggak ada tuh Presiden (lain) yang betul-betul melototin (pelabuhan)," ujar acara Diskusi Ekonomi 0utlook 2017 di Jakarta, Kamis (17/11/2016) malam.

Sejumlah kepala negara, kata perempuan yang kerap disapa Ani itu, memang menginginkan EoDB negaranya bisa naik. Namun, berdasarkan pengamatannya, Ani menilai para kepala negara tersebut tidak seperti Presiden Jokowi.

Menurut Ani, Presiden Jokowi sudah menunjukkan keseriusannya menurunkan dwell time. Hal itu dilakukan lantaran Presiden menginginkan peringkat EoDB Indonesia naik ke posisi 40.

"Saya tahu Presiden Putin (Rusia) ingin ease doing bisnisnya turun, Prime Minister Modi (India) juga, tapi mereka enggak datang tuh nongkrongin ke pelabuhan, marah-marahin, dan turun langsung," kata Ani.

Upaya yang dilakukan Presiden Jokowi itu, tutur dia, bukti bahwa pemerintah tidak hanya sebatas beretorika tanpa aksi nyata. Ani juga menyebut ambisi pemerintah untuk mencapai target sangat jelas dengan upaya-upaya yang sistematis.

"Apakah ada proges atau tidak dan seluruh fondasi dari Pemerintahan Jokowi dampaknya enggak hari ini, tapi medium term sangat penting bagi ekonomi kita," ucap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Kompas TV Indonesia Bidik Peringkat 40 Indeks Kemudahan Usaha

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com