Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor China Makin Melirik ASEAN

Kompas.com - 20/11/2016, 12:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kawasan Asia Tenggara kini semakin menarik bagi investasi asing yang berasal dari China. Senior Economist United Overseas Bank Limited (UOB) Suan Teck Kin mengatakan, investasi langsung dari China yang masuk ke negara-negara ASEAN akan terus meningkat setidaknya hingga tahun 2030 mendatang.

Suan mengungkapkan, pada tahun 2013 lalu, investasi langsung keluar (ODI) China ke kawasan ASEAN mencapai 8 persen dari ODI ke Asia. Akan tetapi, angka tersebut melonjak menjadi 10 persen pada tahun 2020 dan menjadi 13,8 persen pada tahun 2030 mendatang.

Menurut Suan, para investor China kini berusaha untuk mengeluarkan investasinya dari China. Sebab, upah buruh di Negeri Tirai Bambu tersebut meningkat dengan cepat.

“Di China, upah buruh meningkat dengan cepat. Indonesia, Malaysia, dan Vietnam memiliki keuntungan dari ini,” ujar Suan pada acara media briefing ASEAN & Belt and Road: Connectivity di Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Suan mengatakan, dengan semakin mahalnya upah buruh di China, maka negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam, dan Malaysia memiliki daya Tarik karena upah buruh cenderung lebih murah.

Daya tarik ketiga negara tersebut juga bukan hanya untuk pasar konsumen, namun juga untuk pasar tenaga kerja. Akan tetapi, tenaga kerja di negara-negara Asia Tenggara masih kalah dalam hal produktivitas, meskipun upahnya murah. Negara Asia Tenggara yang memiliki produktivitas tinggi hanya Singapura.

“Upah di Singapura sangat tinggi, akan tetapi mereka sangat produktif. Ini sebenarnya bagus untuk perusahaan yang mau mencari nilai tambah yang lebih tinggi,” ujar Suan.

Oleh sebab itu, Suan menyatakan masih banyak ruang bagi negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk meningkatkan produktivitas.

Sehingga, negara-negara Asia Tenggara tidak hanya menarik dari sisi upah tenaga kerja yang murah namun juga keahlian dan produktivitas tenaga kerja yang boleh diadu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com