Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPDP: Program Biodiesel Ciptakan Pasar Baru CPO

Kompas.com - 25/11/2016, 18:33 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) Bayu Krisnamurti mengatakan, program biodiesel mampu menciptakan pasar baru sekaligus meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Menurut Bayu, potensi kenaikan kebutuhan minyak kelapa sawit dari program biodiesel memberikan harapan terhadap kenaikan harga CPO.

Selain itu, berpengaruh pula terhadap harga tandan buah segar, sekaligus menjadi tantangan bagi pekebun untuk meningkatkan produktivitas guna memenuhi peningkatan kebutuhan dari sektor energi ini.

"Kebijakan program B20 telah menciptakan pasar baru sehingga secara langsung atau tidak langsung telah meningkatkan harga CPO pada periode hingga Oktober 2016," kata Bayu usai menghadiri diskusi panel dalam konferensi minyak kelapa sawit Indonesia, di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/11/2016).

Hingga periode Oktober 2016, tercatat telah diproduksi biodiesel sebesar 1,2 juta kiloliter atau setara dengan 21 persen dari total konsumsi diesel nasional.

Begitu pula sejak dimulai penyerapan biodiesel pada 27 Agustus 2015, harga CPO mengalami kenaikan cukup signifikan.

Terlihat dari perbandingan harga rata-rata CPO per Oktober tahun ini sebesar 781 dollar per ton, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu 2015 530 dollar per ton.

Selain penyerapan CPO untuk biodiesel program nasional mandatory B20, potensi peningkatan pasar ekspor juga cukup menjanjikan di tahun depan.

Hal ini diungkapkan oleh BV Metha dari The Solvent Extractors Association of India, pertumbuhan konsumsi India pada level double digit menjadikan India sebagai salah satu negara potensial sebagai importir minyak sawit.

"Sebagian besar penduduk India merupakan konsumen terbesar dan sering memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan masakan dicampur dengan minyak nabati lainnya," kata BV Metha.

Meski tingkat konsumsi minyak sawit masyarakat India masih rendah sekitar 15 kilo gram pada periode 2015 hingga 2016 ini, katanya, peluang daya serap minyak sawit masih sangat terbuka. Mengingat, masyarakat India memiliki karakteristik yang elastis terhadap konsumsi minyak nabati.

"Rata-rata pertumbuhan GDP di India pada tahun 2015 adalah sebesar 6,8 persen. Sementara proyeksi pada tahun mendatang adalah sebesar 7,8 persen. Adapun diproyeksikan permintaan minyak kelapa sawit di India diperkirakan masih akan terus tumbuh sekitar 4 persen hingga 5 persen pada 2025," terangnya.

Terjadinya penurunan permintaan minyak kelapa sawit ke India, kata Metha, lebih disebabkan dari efek jangka pendek dari kebijakan denominasi mata uang, namun secepatnya akan segara kembali meningkat seiring dengan recovery perekonomian masyarakat India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com