Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Non-tunai Lebih Hemat Biaya, Ini Sebabnya

Kompas.com - 04/12/2016, 06:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mendorong lebih banyak penggunaan transaksi non-tunai di Indonesia.

Pasalnya, transaksi non-tunai cenderung lebih hemat biaya apabila dibandingkan penggunaan transaksi tunai dengan uang kartal, alias uang kertas maupun uang logam.

Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Farida Perangin-angin menjelaskan, transaksi non-tunai tentu saja akan mengurangi penggunaan transaksi tunai.

Namun demikian, banyak biaya yang ditekan apabila masyarakat menggunakan transaksi non-tunai.

Farida mengungkapkan, biaya-biaya tersebut adalah biaya pencetakan uang dan biaya distribusi uang. Adapun biaya lainnya adalah biaya cash-handling atau penanganan uang tunai.

Menurut dia, biaya cash-handling ini banyak, seperti biaya hitung, biaya keamanan, dan apalagi kalau ada biaya hilang.

"Misalnya, di pom bensin ada petugas yang khusus lembur untuk menghitung uang tunai, ini juga masuk ke dalam komponen biaya," kata Farida pada acara pelatihan wartawan ekonomi BI di Kuta, Bali, Sabtu (3/12/2016).

Dengan penggunaan transaksi non-tunai, imbuh Farida, maka transaksi perekonomian akan lebih efisien.

Pada akhirnya, semakin efisien ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi bisa semakin tinggi.

Berdasarkan data bank sentral, uang kartal yang beredar di Indonesia per Oktober 2016 mencapai Rp 559 triliun.

Dari angka tersebut, Rp 467,5 triliun beredar di masyarakat dan Rp 91,.5 triliun beredar di perbankan. Dari sisi transaksi non-tunai, bank sentral mencatat transaksi kartu kredit per Oktober 2016 mencapai Rp 22,69 triliun.

Sementara itu, transaksi kartu debit pada periode yang sama mencapai Rp 487,18 triliun.

Nilai transaksi yang diproses oleh Sistem Kliring Nasional (SKN) BI per Oktober 2016 mencapai Rp 306,7 triliun.

Sementara itu, transaksi RTGS oleh nasabah mencapai Rp 1.768,8 triliun dan transaksi RTGS oleh perbankan mencapai Rp 3.908 triliun.

Kompas TV Pemprov DKI Luncurkan Kartu Jakarta One
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com