Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Inflasi yang Meroket, Venezuela Terbitkan Uang Baru

Kompas.com - 05/12/2016, 10:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC News

CARACAS, KOMPAS.com - Venezuela menerbitkan uang baru dengan nilai yang jauh lebih tinggi. Hal ini merupakan upaya untuk menurunkan inflasi yang sudah meroket di negara itu, yang bahkan diprediksi bisa menembus ratusan persen.

Mengutip BBC, Senin (5/12/2016), selama ini satu tas ransel penuh berisi uang kerap harus dibawa dan digunakan untuk membayar tagihan di restoran.

Bank sentral Venezuela menyatakan, enam uang kertas misi baru memiliki denominasi beragam, mulai dari 500 sampai 2.000 bolivar, yang mulai beredar pada 15 Desember 2016 mendatang.

Saat ini, denominasi uang tertinggi yang beredar di Venezuela adalah 100 bolivar. Dalam beberapa bulan terakhir, nilai mata uang bolivar telah turun 60 persen terhadap dollar AS di pasar gelap.

"Ini akan membuat sistem pembayaran menjadi lebih efisien, memfasilitasi transaksi komersial dan meminimalkan biaya produksi, penggantian, dan transfer yang akan diterjemahkan menjadi manfaat bagi perbankan, perdagagangan, dan masyarakat luas secara umum," ungkap bank sentral dalam pernyataannya.

Pada Jumat (2/12/2016) lalu, sistem kartu kredit dan mesin ATM Venezula nonaktif. Akibatnya, dunia bisnis tidak bisa memproses transaksi dan terpaksa harus meminta transaksi dalam uang tunai atau menunda pembayaran.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyalahkan masalah tersebut pada serangan siber. Ia pun tetap bersikeras bahwa krisis ekonomi yang dialami Venezuela disebabkan oleh Amerika Serikat.

Pemerintah Venzuela terakhir kali merilis data inflasi pada Desember 2015 lalu yang mencapai 180 persen. Namun, Dana Moneter Internasional (IMF) mengestimasikan bahwa harga-harga barang di negara yang kaya akan cadangan minyak tersebut bakal menembus lebih dari 2.000 persen.

Ekonomi Venezuela telah terpukul keras akibat jatuhnya harga minyak, sumber utama pendapatan ekonomi negara itu. Venezuela juga memiliki kontrol yang amat ketat terhadap mata uang sejak 2003.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com