Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BKPM: Selain Bertolok Ukur ke Yuan, Ukur Juga dengan Euro

Kompas.com - 08/12/2016, 12:15 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo sebelumnya telah mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat saat ini tidak bisa lagi dijadikan patokan untuk mengukur ekonomi Indonesia.

Ia meminta masyarakat juga mengukur nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain, seperti yuan renminbi (China).

Mendengar pernyataan Presiden, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong pun angkat bicara akan hal tersebut.

Menurut mantan Menteri Perdagangan ini, selain Yuan yang dijadikan tolok ukur fundamental ekonomi tanah air, dirinya juga menyarankan untuk mencoba bertolok ukur ke mata uang lain seperti Euro.

"Harus memperluas tolak ukur kita, coba kita ukur dengan EURO atau Yen atau Yuan, mungkin rupiah menguat, kelihatan lebih bagus," ujar Thomas Lembong saat menghadiri breakfast meeting bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta, Kamis (8/12/2016).

Menurut Thomas Lembong, dengan Indonesia memiliki banyak acuan mata uang sebagai fundamental perekonomian RI, maka akan semakin memperbaiki kondisi perekonomian negara.

Mungkinkah Beralih dari Dollar?

Pengamat Ekonomi, Yanuar Rizky memiliki kekhawatiran tersendiri, jika keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk beralih acuan fundamental ekonomi dari dollar Amerika Serikat (AS) ke mata uang Yuan jadi diterapkan.

Dengan Indonesia beralih acuan dari dollar AS ke Yuan, hanya ibarat keluar dari mulut harimau masuk ke mulut serigala.

"Kita tidak steril, karena Yuan juga sedang dihajar habis-habisan swapp currency-nya oleh dollar," kata Yanuar kepada Kompas.com.

Apalagi, menurut Yanuar, jika keinginan tersebut jadi diterapkan maka kondisi China saat ini akan dirasakan juga oleh Indonesia.

"Malah kita bisa celaka bareng sama China. Kita harus berhati-hati juga," terangnya.

Kalaupun keinginan tersebut diterapkan, harus ada kesepakatan antar negara. Namun, lagi-lagi jika ini diterapkan akan menimbulkan kerugian tersendiri bagi Indonesia.

"Peralihan itu soal kesepakatan, akan ada banyak tantangan. Kalau sekarang dilakukan, China juga sedang dalam tantangan berat. Saya khawatir pada akhirnya kita terkena turbulensinya yuan," tandas Yanuar.

Kompas TV Nilai Euro Ambruk Akibat Kisruh Politik Italia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com