Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skema Gross Split Belum Tentu Bikin Industri Migas Lebih Menarik

Kompas.com - 10/12/2016, 17:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Regulasi mengenai skema baru kerja sama minyak dan gas bumi (migas) yaitu Gross Split dalam waktu dekat akan dirilis. Pemerintah berharap pengganti skema bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC) ini mampu mendorong kinerja industri migas.

Menurut Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, menarik tidaknya (attractiveness) industri migas di Indonesia masih tetap tergantung pada berapa persen bagi hasil antara pemerintah dan kontraktor dengan skema Gross Split ini.

"Jadi masih belum bisa dikatakan (Gross Split) ini kan jauh lebih menarik dibandingkan dengan sistem yang sekarang (PSC)," kata Komaidi ditemui usai diskusi on air di Jakarta, Sabtu (10/12/2016).

Komaidi mengatakan, ada kemungkinan skema Gross Split ini akan mendorong investasi di industri migas yang semakin besar. Akan tetapi, ada kemungkinan pula skema Gross Split ini justru membuat investasi di industri migas menjadi tidak berjalan.

Alasannya, satu hal yang membedakan dari skema PSC yaitu, pada skema Gross Split ini kontraktor menjadi pihak yang menanggung risiko (risk taker) secara penuh. Dalam skema Gross Split ini tidak dikenal istilah pengembalian biaya operasi atau cost recovery (CR) sebagaimana yang ada dalam skema PSC.

"Kalau cost structure tidak efisien, maka akan menjadi biaya tambahan, dan tentu kontraktor akan dirugikan karena pemerintah enggak mau tahu dengan itu," ucap Komaidi.

Inefisiensi struktur biaya itu bisa berasal dari internal kontraktor seperti salah pengelolaan. Namun, bisa juga ditimbulkan dari lingkungan eksternal, misalnya karena perizinan yang rumit, serta gejolak sosial yang bisa memengaruhi investasi.

"Sehingga dengan skema Gross Split itu, proses perizinan yang mudah menjadi jauh lebih relevan," ujar Komaidi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah masih terus membahas perubahan skema PSC menjadi skema Gross Split dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Keuangan.

"Karena itu mengenai cost recovery. Tetapi, enggak lama juga selesai itu (pembahasan). Sebisa mungkin sebelum akhir tahun sudah selesai," kata Darmin di kantornya Jumat (9/12/2016) malam.

Kriteria bagi hasil

Menurut Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, ada lima kriteria dalam menentukan prosentase bagi hasil antara pemerintah dan kontraktor dalam skema Gross Split.

Pertama, dilihat dari besarnya cadangan migas sebuah lapangan. Kedua, lokasi lapangan. Ketiga, kondisi dan kriteria lapangannya. Keempat, tingkat kesulitannya. Serta kelima, jenis lapangan migas apakah konvensional atau non-konvensional.

Kompas TV Bagimana Harga Minyak Terbentuk?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com