Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Baru Tak Kunjung Datang, Venezuela Makin Merana

Kompas.com - 16/12/2016, 12:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

CARACAS, KOMPAS.com - Krisis uang tunai di Venezuela kian parah. Uang baru yang awalnya ditargetkan beredar pada Kamis (15/12/2016) waktu setempat sehingga warga bisa menukar uang lama mereka dengan uang kertas maupun uang logam baru, belum juga datang lalu diedarkan.

Mengutip CNN Money, Jumat (16/12/2016), pada akhir pekan lalu Presiden Nicolas Maduro menyatakan ia memberi waktu 72 jam bagi warga untuk menukar uang kertas pecahan 100 bolivar menjadi uang logam dengan nilai yang sama.

Pengumuman itu dilakukan sepekan setelah pemerintah negara itu menyatakan bakal mengganti uang kertas 100 bolivar dengan enam uang kertas lainnya , bernilai antara 500 hingga 20.000 bolivar per 15 Desember 2016.

Meski tenggat waktunya sudah terjadi, namun uang baru belum juga tiba dan diedarkan di perbankan maupun mesin-mesin ATM. Padahal, warga Venezuela sudah mengantri panjang untuk menukar uang mereka.

Masalah ini adalah cerminan kekacauan ekonomi parah yang dihadapi Venezuela, di mana mata uang anjlok dan inflas melonjak tinggi.

Warga Venezuela kini harus membawa segepok uang hanya untuk membeli makanan atau obat-obatan, yang pasokannya kian menipis.

Juru bicara Presiden bank sentral Nelson Merentes menyatakan uang baru akan segera tiba dan didistribusikan secara progresif ke perbankan, namun tak menyebut kapan secara pasti.

Crane Currency di Boston, Amerika Serikat, yang disebut-sebut mencetak uang Venezuela, enggan berkomentar.

Para pemimpin oposisi di Venezuela menyoroti keputusan Maduro untuk menarik uang kertas 100 bolivar dari peredaran. Menurut mereka, ada hal yang lebih serius yang harus dilakukan.

"Kita harus mempertahankan mata uang kita dengan menurunkan defisit fiskal dan inflasi, bukan dengan cara menarik uang dari peredaran," kata anggota Kongres Jose Guerra.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan inflasi di Venezuela melonjak 470 persen tahun ini dan 1.660 persen pada 2017.

Pada bulan November 2016 saja, mata uang bolivar sudah kehilangan 55 persen nilainya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com