Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Strategi Jitu untuk Menyikapi Biaya Mahal Rumah Sakit

Kompas.com - 17/12/2016, 05:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjaga kesehatan memang penting dan harus dilakukan sejak dini. Hidup sehat akan membuat kinerja kita lebih produktif dan membuat pikiran kita jauh dari stres.

Saat keadaan tubuh sedang melemah, dan pikiran kita juga sedang stres, akan mudah sekali menimbulkan gejala penyakit lain, yang akhirnya harus membawa kita ke tempat yang lebih aman dan dianggap lebih sehat, yaitu rumah sakit.

Sakit bisa menyerang kita kapan saja. Namun, seberapa parah penyakit tersebut menimpa kita, itu diakibatkan oleh pola hidup kita sendiri.

Saat masuk ke rumah sakit, tentunya kita mengharapkan kondisi tubuh menjadi pulih kembali. Namun, untuk bisa sembuh, kita memerlukan check-up secara rutin, juga membeli beberapa obat dengan harga yang tidak murah. Apalagi jika sakit yang kita derita adalah sakit yang parah, biaya pengobatan bisa lebih mahal.

Ada sebagian gejala penyakit yang pengobatannya masih bisa dilakukan sendiri atau di rumah, yang tentu lebih hemat. Namun, untuk sakit yang cukup parah, berikut ini empat strategi untuk menyikapi biayanya yang cukup mahal:

1. Siapkan dana darurat

Pakar keuangan Prita Ghozie menyatakan bahwa dana darurat ini tidak hanya penting untuk kebutuhan mendadak. Dana tersebut berperan sebagai penyambung hidup saat sesuatu yang buruk terjadi.

Salah satunya adalah menderita gejala sakit yang parah dan memerlukan banyak biaya. Besarnya dana darurat yang harus Anda miliki umumnya berbeda setiap orang. Rata-rata dana darurat untuk seseorang yang sudah berkeluarga adalah 8-12 kali pengeluaran rutin bulanan.

2. Miliki asuransi kesehatan

Berkaitan dengan kesehatan, memiliki asuransi kesehatan juga sangat penting. Ada banyak manfaat dari asuransi tersebut yang akan membantu meringankan beban seseorang yang sudah mendaftar asuransi tersebut.

Seperti dikemukakan oleh Randall R Bovejerg dan Jack Hadley dalam jurnal online-nya pada tahun 2007 yang berjudul Why Health Insurance Is Important, setidaknya ada beberapa manfaat asuransi kesehatan yang pasti didapatkan, jika seseorang mempunyai asuransi kesehatan dibandingkan tidak.

Manfaat tersebut adalah:
• orang yang memiliki asuransi akan mendapatkan perawatan yang lebih intensif dan efisien dari rumah sakit,
• menghindarkan beban keuangan yang dimilikinya,
• akan mendapatkan akses perawatan yang lebih baik.

Di Indonesia sendiri, kita bisa memilih jenis asuransi kesehatan sesuai dengan kebutuhan kita. Misalnya, Anda ingin ada tambahan jaminan kesehatan untuk perawatan gigi dan mata, atau Anda ingin dirawat di kelas VIP di sebuah rumah sakit, asuransi yang Anda pilih dapat membantu Anda.

3. Meminta keringanan dari pihak rumah sakit

Menyikapi mahalnya biaya rumah sakit juga bisa dilakukan dengan mencoba meminta keringanan kepada pihak rumah sakit. Jika memungkinkan, mintalah pihak rumah sakit untuk mengganti jenis obat yang harganya cukup mahal, dengan obat generik.

Selain itu, jika sebelumnya dirawat di kamar VIP, Anda mungkin bisa meminta untuk dipindahkan ke kamar standar saja untuk menghemat biaya. Salah satu biaya rumah sakit adalah sewa ruangan yang cenderung tinggi. Jika memang perawatan bisa dilakukan di rumah, maka pasien sebaiknya dirawat di rumah saja.

4. Pilih asuransi kesehatan yang tepat

Sebaiknya, Anda sudah memiliki asuransi kesehatan sejak saat ini. Kita memang tidak pernah tahu, kapan akan terserang penyakit. Untuk mengantisipasi segala kebutuhan dan pengeluaran untuk biaya rumah sakit, jika kelak kita dirawat di sana, semuanya akan ditanggung oleh asuransi kesehatan sesuai dengan klaim yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com