Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek 35.000 MW, Angin Segar Bagi Bisnis Trafo di Tanah Air

Kompas.com - 19/12/2016, 21:24 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pembangunan listrik 35.000 megawatt (MW) yang digagas pemerintah memberikan angin segar bagi pelaku bisnis turunannya dan termasuk produsen transformator (trafo) listrik.

Saat ini, keberadaan listrik tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat dalam menunjang segala aktifitas. Sehingga listrik sudah menjadi kebutuhan masyarakat dan juga pelaku industri yang terus berkembang.

Kebutuhan akan listrik saat ini terus meningkat tiap tahunnya seiring dengan terus bertumbuhnya populasi masyarakat di Indonesia.

Menjawab kebutuhan listrik yang terus meningkat, dibutuhkan inovasi dalam teknologi dan infrastruktur guna menunjang efisiensi.

Berangkat dari situlah, PT Sintra Sinarindo Elektrik bekerjasama dengan Himpunan Ahli Elektro Indonesia (HAEI) menggelar “Seminar Enjiniring Tranformator Yang Efisien” pada 15 Desember 2016 lalu.

Direktur PT Sintra Sinarindo Elektrik, Yohanes Purnawan Widjaja mengatakan, seminar ini bukti dukungan pihaknya dan HAEI untuk mengedukasi anggota HAEI dalam memproduksi transformator yang lebih efisien dalam produknya seperti bahan baku, proses produksi, desain dan pemakaian.  

Diakuinya, saat ini bahan baku dalam pembuatan transformator masih banyak bergantung pada impor. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi pelaku usaha bagaimana bisa menciptakan bahan baku dari dalam negeri, sehingga mampu menekan biaya produksi.

“Kami masih banyak mengimpor bahan baku untuk produksi transformator dari Jepang, Korea dan China. Ini dilakukan bukan karena tidak bisa atau tidak mau menambahkan bahan lokal," kata dia melalui rilis ke Kompas.com.

"Tetapi karena bahan yang kami butuhkan untuk memproduksi transformator memang masih belum tersedia di Indonesia," lanjutnya.

Pasar Menjanjikan

Berbicara soal bisnis trafo, saat ini masih sangat menjanjikan. Dimana angka pertumbuhan pasar trafo mencapai 30 persen per tahun seiring dengan meningkatnya kebutuhan listrik di dalam negeri, baik itu untuk perorangan maupun dunia industri.

Terlebih proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang tengah di kejar pemerintah akan menjadi potensi pasar yang menjadi rebutan produsen transformator dalam negeri.

Sedangkan Ketua Umum HAEI, Ir. Achmad Sutowo Sutopo menambahkan, pihaknya menyambut baik seminar yang digelar karena akan memberikan banyak informasi bagi para pelaku jasa konstruksi dan termasuk ahli elektro.

“Melalui seminar sehari ini memberikan gambaran betapa besarnya potensi bisnis trafo di dalam negeri dalam menunjang program pemerintah untuk elektrisasi masyarakat seluruh Indonesia,” ujarnya.

Perkembangan Sintra Sinarindo Elektrik

Sekadar informasi, PT Sintra Sinarindo Elektrik adalah anggota dari Shen Chang-Group, Taiwan. PT Sintra Sinarindo Elektrik merupakan produsen transformator dengan pelanggan tetapnya PT PLN (Persero), PT Indah Kiat Pulp & Paper, PT Lontar Papyrus dan PT Wijaya Karya serta perusahaan swasta lainnya.

Berdiri pada 1996 dengan hanya memproduksi trafo tegangan menengah dengan kapasitas hanya sampai 20 MVA dengan tegangan 33 KV dengan jumlah produksi 12.000 unit  per tahun, kini berkembang pesat dengan memiliki pabrik kedua, yakni PT Sintra Power Elektrik.

Pabrik kedua ini merupakan perluasan dari pabrik sebelumnya (PT Sintra Sinarindo Elektrik) di Newton Techno Park, Lippo Cikarang, Bekasi Jawa Barat.

PT Sintra Power Elektrik  ini memproduksi transformator tegangan tinggi dengan kapasitas hingga 100 MVA dengan tegangan 150 KV. Pabrik yang dibangun seluas 2,4 hektar ini menelan investasi sebesar 20 juta dollar AS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com