Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi 2016 Lebih Baik, tetapi di Bawah Harapan

Kompas.com - 20/12/2016, 16:36 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan hanya mencapai 5 persen, sedikit lebih baik dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 4,79 persen.

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai, perekonomian domestik tumbuh lebih tinggi pada tahun ini, namun jauh di bawah target pemerintah.

Direktur CORE Indonesia Muhammad Faisal menyebut, konsumsi swasta masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Masih lemahnya daya beli masyarakat, terutama menengah ke bawah dan masih tingginya suku bunga kredit konsumsi membuat pertumbuhan konsumsi relatif stagnan.

Di sektor pertanian yang menyumbang 32 persen tenaga kerja domestik, Nilai Tukar Petani per November 2016 berada di angka 101,31, turun dibandingkan Januari 2016 yang mencapai 102,55.

Sementara itu, upah riil buruh (informal) juga merosot, dari Rp 37.372 pada Januari 2016 menjadi Rp 37.142 per November 2016.

“Dari sisi belanja pemerintah, rendahnya penerimaan negara dan penyerapan yang kurang optimal di awal tahun membuat pertumbuhan konsumsi pemerintah lebih lambat dari tahun sebelumnya,” kata Faisal dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (20/12/2016).

Adapun investasi tetap bruto, terutama investasi swasta, masih tertekan akibat melemahnya permintaan domestik dan global.

Namun demikian, imbuh Faisal, investasi pemerintah termasuk BUMN, masih cukup tinggi sejalan dengan meningkatnya alokasi anggaran untuk belanja infrastruktur.

Di saat yang sama, kegiatan ekspor juga belum begitu menggembirakan dengan realisasi ekspor barang sepanjang Januari-November 2016 yang masih mengalami kontraksi sebesar -5,6 persen secara tahunan (yoy).

Impor barang pun dalam 11 bulan terakhir terkontraksi -5,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015.

“Meski demikian, tren ekspor mulai menunjukkan perbaikan memasuki kuartal terakhir tahun ini. Nilai ekspor bulan Oktober dan November 2016 mulai meningkat dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Masing-masing sebesar 4,6 persen dan 21,34 persen,” tutur Faisal.

Menurut dia, hal ini terjadi sejalan dengan mulai membaiknya harga komoditas di pasar dunia, terutama batu bara dan kelapa sawit, serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di bulan November 2016 pasca kemenangan Donald Trump.

Adapun impor masih cenderung mengikuti tren-tren sebelumnya, sehingga dalam dua bulan terakhir terjadi pelebaran surplus perdagangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com