Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai di Tingkat Petani Rendah, di Pasar Melambung

Kompas.com - 28/12/2016, 17:06 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca Natal dan menjelang pergantian tahun baru, harga komoditas cabai di pasar kembali bergejolak.

Hal ini tidak selaras dengan harga cabai di tingkat petani di beberapa wilayah. Sebab, harga yang dipatok di daerah sentra produksi cabai masih berada di bawah Rp 50.000 per kilogram (kg).

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan, harga cabai rawit merah di sejumlah sentra produksi di wilayah Jawa berkisar Rp 35.000 sampai Rp 50.000 per kg. Sedangkan di tingkat pedagang telah mencapai Rp 90.000 per kg.

"Harga cabai rawit tertinggi berada di Garut dan Bantul Rp 50.000 per kg, Kemudian Malang, Tasikmalaya dan Kediri Rp 47.000 per kg dan Probolinggo Rp 30.000 per kg," ujar Spudnik saat konfrensi di Kantor Ditjen Hortikultura, Pasar Minggu, Jakarta (28/12/2016).

Sementara di beberapa sentra produksi cabai luar Jawa lebih rendah, seperti di Gorontalo Rp 7.000 per kg, Minahasa Rp 7.000 per kg, Sinjai RP 10.000 per kg, Buru Rp 15.000 per kg, Manggarai Rp 20.000 per kg.

"Saya diprotes sama petani di Minahasa, Gorontalo. Harga ditingkat mereka berada di bawah Rp 10 ribu. Kalau harga dipasar sampai Rp 90 ribu itu tidak rasional," ungkapnya.

Sementara itu, guna mengatasi disparitas harga ditingkat petani yang berbeda-beda dan tingginya harga dipasaran, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan telah menugaskan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk membeli cabai dari petani di wilayah yang harganya murah.

Dalam pelaksanaannya, PPI akan melakukan distribusi komoditas cabai ke wilayah yang harganya tengah melonjak. "PPI mendapat tugas membeli dari yang murah menyalurkan ke yang mahal. Karena saya tidak punya kendali (untuk menekan harga)," tegas Spudnik.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pemerintah akan terus melakukan intervensi pasar untuk menekan harga cabai yang tengah melonjak.

Diharapkan dengan intervensi ini harga komoditas pangan tersebut bisa segera turun. "Pasti kita intervensi. Nanti teman-teman (Kemendag) biasanya sudah ada daftar harga di mana saja yang tinggi, kita serahkan ke PPI," kata Oke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com