Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Melemah, Perdagangan Senjata Global Melorot

Kompas.com - 28/12/2016, 17:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Amerika Serikat menempati posisi teratas dalam penjualan senjata global pada tahun 2015 dengan kesepakatan pembelian mencapai sekitar 40 miliar dollar AS. Di bawah AS ada Perancis dengan nilai kesepakatan pembelian mencapai 15 miliar dollar AS.

Dalam laporan bertajuk "Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2008-2015" yang dipublikasikan Congressional Research Service, negara berkembang menjadi pembeli terbesar senjata api pada tahun 2015.

Qatar menempati peringkat teratas dengan nilai pembelian mencapai lebih dari 17 miliar dollar AS, diikuti Mesir dengan nilai mencapai 12 miliar dollar AS, dan Arab Saudi mencapai 8 miliar dollar AS.

Studi tersebut melaporkan pula bahwa perdagangan persenjataan global turun menjadi sekitar 80 miliar dollar AS pada tahun 2015 dari 89 miliar dollar AS pada 2014.

Negara-negara berkembang membeli senjata dengan total nilai 65 miliar dollar AS pada 2015, turun signifikan bila dibandingkan dengan 79 miliar dollar AS pada 2014.

AS dan Perancis meningkatkan penjualan senjata api mereka di luar negeri pada tahun 2015. Pembelian senjata dari AS tumbuh sekira 4 miliar dollar AS dan Perancis tumbuh sekira 9 miliar dollar AS.

"Tekanan pada ekspansi penjualan senjata di luar negeri disebabkan karena kondisi ekonomi global yang melemah. Kekhawatiran mengenai masalah anggaran di dalam negeri telah membuat banyak negara membatasi atau mengurangi pembelian alutsista baru," kata Catherine A Theohary, ahli kebijakan keamanan dalam negeri di Congressional Research Service seperti dikutip dari CNBC, Rabu (28/12/2016).

Rusia, salah satu kekuatan yang dominan pula dalam pasar senjata global, mengalami penurunan dalam hal pesanan senjata. Penjualan senjata Rusia turun dari 11,2 miliar dollar AS pada 2014 menjadi 11,1 miliar dollar AS pada 2015.

Adapun China membukukan peningkatan penjualan senjata, yakni dari 3 miliar dollar AS pada 2014 menjadi 6 miliar dollar AS pada 2015.

Secara umum, para pembeli terbesar senjata di jajaran negara berkembang pada tahun 2015 adalah Qatar, Mesir, Arab Saudi, Korea Selatan, Pakistan, Israel, Uni Emirat Arab, dan Irak.

Sementara itu, pemasok senjata terbesar adalah AS, Perancis, Rusia, China, Swedia, Italia, Jerman, Turki, Inggris, dan Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com