Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Menteri Susi Turunkan Impor Tepung Ikan Hingga 86 Persen

Kompas.com - 29/12/2016, 17:15 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat adanya penurunan impor tepung ikan di 2016 hingga 86 persen berkat kesuksesan program pemberantasan illegal fishing Menteri KKP Susi Pudjiastuti.

Bagaimana tidak, dengan berkurangnya illegal fishing membuat para importir yang disinyalir membuat tepung ikan dari hasil tangkapan secara illegal di perairan Indonesia mengakibatkan turunnya produksi mereka dan otomatis mempengaruhi impor.

"Berkat program Ibu Menteri terkait illegal fishing, bahan baku tepung ikan kita yakni ikan itu sendiri menjadi terjaga," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto di Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Tercatat, impor tepung ikan di 2015 sebesar 29.000 ton. Angka tersebut menurun drastis menjadi hanya 4.000 ton saja di sepanjang 2016.

"Impor tepung ikan menurun, dan bagusnya produksi tepung ikan dalam negeri jadi naik," terangnya.

Adapun negara-negara pengimpor terbesar tepung ikan diantaranya, Chile, Peru, Argentina, Rusia dan China dengan nilai impor di sepanjang 2015 mencapai Rp 55 miliar.

Meski tak menyebutkan besaran angka impor tepung ikan di 2016, namun pihaknya optimis produksi maupun konsumsi tepung ikan dalam negeri mengalami peningkatan.

"Tersedianya tepung ikan membuat gairah pembuat pakan ikan lokal untuk semakin meningkatkan kegiatan budidayanya," pungkas Slamet.

Kompas TV Memberantas Illegal Fishing- Satu Meja Eps 128 Bagian 3

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com