Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pembangunan PLTP Lahendong Kelar Lebih Cepat

Kompas.com - 30/12/2016, 12:31 WIB

KOMPAS.com - Inovasi menjadikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5&6 kelar lebih cepat dari jadwal. Catatan tertulis Direktur Utama Rekayasa Industri Jobi Triananda Hasjim kemarin menunjukkan bahwa inovasi itu menyangkut antara lain, strategi penggunaan sumber daya alam secara efektif, koordinasi dan pengendalian proyek, dan sebagainya.

Strategi lain juga dilakukan lantaran lokasi proyek, imbuh Jobi, berada di pegunungan dengan curah hujan cukup tinggi. Di samping itu, perhatian agar target sesuai jadwal, sesuai bujet, sesuai kualitas, dan zero accident atau angka nol untuk kecelakaan kerja direalisasikan dengan manajemen proyek, efisiensi pelaksanaan proyek, percepatan proses kinerja, dan optimalisasi penggunaan kompenen dalam negeri hingga di atas 35 persen.

Sementara itu, warta Kompas.com pada Selasa (27/12/2016) menunjukkan PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 dibangun oleh anak usaha PT Pertamina di bidang panas bumi (geothermal), yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). PLTP ini berkapasitas 2x20 Megawatt (MW).

PLTP ini dibangun dengan total investasi 282,07 juta dollar AS dengan pendanaan Subsidiary Loan Agreement (SLA) dari Bank Dunia (World Bank) melalui pemerintah Indonesia.

Selama pembangunan hingga beroperasi sekitar hampir setahun yang lalu, PLTP ini sudah menyerap sekitar 1.800 tenaga kerja.

Dengan beroperasinya PLTP unit 5 dan 6 ini, total kapasitas PLTP Lahendong menjadi 120 MW, setara untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk sekitar 240.000 keluarga di Minahasa, Sulawesi Utara. Presiden Joko Widodo meresmikan PLTP ini pada Selasa (27/12/2016) bersamaan pula dengan peresmian PLTP Ulubelu unit 3 (1x55 MW) di Provinsi Lampung. Rekayasa Industri jugalah yang membangun PLTP Ulubelu ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com