Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Langkah Investor Saat Ekonomi Lesu

Kompas.com - 01/01/2017, 18:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam siklus ekonomi, adanya kondisi naik turun merupakan hal yang wajar dan tidak bisa dihindari. Hal ini terjadi di berbagai negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lamanya siklus naik turun ini juga tidak pasti, bisa saja kondisi ekonomi suatu negara mengalami penurunan selama beberapa tahun untuk kemudian bangkit lagi.

Contoh seperti yang terjadi di Indonesia adalah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada 2010-2012 yang relatif cukup tinggi dan pada 2013 hingga sekarang cukup melambat.

Tentu saja efek dari lesunya ekonomi ini tidak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga pada investor.

Namun demikian, Anda sebaiknya tetap tenang dan jangan panik. Kondisi seperti ini dialami oleh semua orang, yang terpenting adalah Anda dapat melakukan langkah yang tepat untuk menyikapinya.

Berikut langkah yang dapat diambil saat ekonomi lesu:

a. Investasi pada sektor yang tepat

Dalam setiap siklus ekonomi, terdapat sektor yang sedang mengalami puncak maupun penurunan, dan ada juga yang relatif stabil.

Bila pada masa pertumbuhan ekonomi tinggi beberapa tahun lalu yang didominasi oleh tingginya harga komoditas, maka Anda dapat berinvestasi pada saham berbasis komoditas.

Sementara pada saat ekonomi lesu, perhatikanlah sektor yang masih dapat bertumbuh.

Dengan demikian, Anda tetap dapat menaruh dana di tempat yang tepat dan memberikan hasil yang relatif lebih baik dibanding dengan sektor lain

b. Investasi pada sektor yang permintaannya stabil

Selain mencari sektor yang bertumbuh, Anda juga dapat berinvestasi dengan lebih aman pada sektor yang relatif stabil.

Dalam hal ini, Anda dapat memilih sektor konsumsi di mana orang-orang pasti memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun ekonomi sedang lesu sekalipun.

Tentu saja permintaan mungkin juga tidak seramai biasanya, tapi paling tidak relatif lebih stabil dibanding dengan sektor lain

Halaman Berikutnya
Halaman:



Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com