Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BEI Dukung Sri Mulyani Putuskan Kontrak dengan JP Morgan

Kompas.com - 03/01/2017, 19:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio tidak dapat menyembunyikan kekesalannya terhadap firma investasi asal Amerika Serikat, JP Morgan Chase, karena analisisnya dianggap berpotensi menimbulkan gangguan stabilitas sistem keuangan nasional.

JP Morgan menurunkan portofolio ekuitas strategis Indonesia dari Overweight ke Underweight, tanpa memberikan penjelasan rinci.

JP Morgan dalam riset yang dilansir Barron's hanya menyatakan, pasca pemilu AS, imbal hasil obligasi 10 tahun bergerak dari 1,85 persen menjadi 2,15 persen.

"Terus terang saya terganggu. Itu tidak betul kan. Tetapi kita jadi membuang waktu untuk membela diri untuk menerangkan. Saya mendukung keputusan Bu Ani, pasti," kata Tito ditemui usai pembukaan perdagangan bursa 2017, di Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Tito meminta semua pihak yang berbisnis di Indonesia untuk tidak memberikan analisis yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional.

Pun demikian, ia menegaskan bursa tidak akan melakukan intervensi atau ikut campur dengan apa yang dilakukan oleh JP Morgan. "Tetapi saya rasa negara sebagai regulator punya hak untuk bicara Morgan itu bodoh. Kalau bodoh, ya sudah," imbuh Tito kesal.

Barron's dari riset JP Morgan juga menyatakan, kekhawatiran tentang Indonesia meningkat sejalan dengan meningkatnya tekanan sosial di Jakarta.

Hal ini terkait dengan aksi unjuk rasa terkait isu penistaan agama. Mengenai hal ini, Tito kembali menegaskan sejak dahulu pasar modal di Indonesia selalu bisa melewati instabilitas politik yang berkembang.

"Historically, politik tidak perah mempengaruhi pasar modal. Tahun 2004, 2016 tetap (tumbuh)," kata dia lagi.

Bahkan Tito menggaransi pasar modal tahun ini tetap tumbuh dengan peningkatan jumlah emiten yang melantai di bursa.

"Tahun ini kami percaya, pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) di atas 30 perusahaan karena menurunnya suku bunga dan permintaan yang banyak kepada saham," kata Tito.

Kompas TV S&P: Indonesia Berpotensi Naik ke Investment Grade

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com