Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Harga Energi Dunia yang Rendah Pengaruhi Rendahnya Inflasi 2016

Kompas.com - 04/01/2017, 09:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Desember 2016 sebesar 0,42 persen secara bulanan (mtm).

Inflasi tersebut terutama disumbang komponen administered prices (harga yang diatur pemerintah) dan volatile food (harga pangan bergejolak).

Adapun inflasi inti tercatat relatif rendah. Dengan demikian, inflasi IHK secara keseluruhan tahun 2016 mencapai 3,02 persen secara tahunan (yoy) dan berada pada batas bawah kisaran sasaran inflasi BI, yaitu 4 plus minus 1 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, pada Desember 2016 inflasi administered prices mencapai 0,97 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,13 persen (mtm).

Perkembangan tersebut terutama didorong kenaikan tarif angkutan udara dan tarif kereta api sejalan musim liburan dan penyesuaian pada tarif listrik serta bensin non subsidi. Di samping itu, tekanan inflasi administered prices juga didorong oleh kenaikan tarif rokok kretek filter.

"Untuk keseluruhan tahun, komponen administered prices mencatat inflasi rendah sebesar 0,21 persen (yoy), ditopang oleh menurunnya harga energi dunia di tengah reformasi subsidi berupa penyesuaian harga BBM dan tarif listrik," ujar Tirta dalam keterangan resmi, Rabu (4/1/2017).

Inflasi volatile food Desember 2016 sebesar 0,47 persen (mtm), turun dari bulan sebelumnya sebesar 1,84 persen (mtm).

Inflasi komponen ini bersumber dari komoditas telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, beras, dan bawang putih. Untuk keseluruhan tahun 2016, inflasi volatile food mencapai 5,92 persen (yoy), cukup rendah di tengah terjadinya gejala La Nina.

Cukup rendahnya inflasi 7 pun didukung oleh terjaganya pasokan bahan pangan. Sementara itu, inflasi inti tetap terkendali pada level yang rendah, baik secara bulanan maupun tahunan, yaitu masing-masing sebesar 0,23 persen (mtm) dan 3,07 persen (yoy).

Rendahnya inflasi inti tersebut didorong masih terbatasnya permintaan domestik, lemahnya tekanan eksternal, dan membaiknya ekspektasi inflasi.

"Ke depan, inflasi diperkirakan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4 plus minus 1 persen," jelas Tirta.

Kompas TV Makanan dan Rokok, Sumber Inflasi Terbesar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com