Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irak Kesulitan Pangkas Produksi Minyak, Kenapa?

Kompas.com - 05/01/2017, 11:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Irak bak makan buah simalakama terkait upaya berkontribusi dalam pemangkasan produksi minyak pada paruh pertama tahun 2017 sesuai kesepakatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Kesepakatan itu berlaku efektif pada 1 Januari 2017.

Sebagai produsen terbesar kedua OPEC, Irak diekspektasikan memangkas produksi 210.000 barrel per hari.

Namub, berbagai pertanyaan muncul terkait bagaimana Irak menangani kuota komitmen produksi dengan perusahaan minyak.

Mengutip CNBC, Kamis (5/1/2017), operasional ladang minyak di selatan Irak didominasi perusahaan-perusahaan minyak internasional. Sementara itu, operasional ladang minyak di utara Irak dikendalikan oleh kelompok minoritas Kurdi.

Sebagai anggota OPEC, tentu saja Irak ikut serta dalam kesepakatan pemangkasan produksi yang juga disepakati oleh beberapa negara produsen minyak non-OPEC. Tujuan kesepakatan tersebut adalah memangkas sekira 1,8 juta barrel per hari untuk menggenjot harga.

"Di antara produsen di Timur Tengah yang setuju memangkas produksi, barangkali (Irak adalah) satu-satunya yang paling banyak memiliki produksi yang dioperasikan oleh perusahaan minyak internasional," kata Jessica Brewer, analis hulu migas Timur Tengah dan Afrika Utara pada konsultan energi Wood Mackenzie

"Ada banyak pihak yang terlibat dan ini membuatnya semakin kompleks," lanjut Brewer.

Kontrak antara pemerintah Irak dengan perusahaan minyak asing termasuk provisi yang mewajibkan pemerintah memberi kompensasi ketika produksi dipangkas karena alasan di luar kendali perusahaan.

Menurut Brewer, tentu saja pemangkasan produksi tersebut akan mendorong pemerintah menjalankan provisi yang dimaksud.

Kalau memang benar pemerintah harus memberi kompensasi pada perusahaan minyak akibat pendapatan yang hilang, ini akan menjadi hal yang pahit bagi Irak.

Pasalnya, negara itu tengah mengalami kesulitan finansial akibat harga minyak yang anjlok dalam dua tahun terakhir.

Beberapa perusahaan minyak asing yang beroperasi di Irak antara lain BP, Exxon Mobil, dan Royal Dutch Shell.

Brewer menyatakan, saat ini belum ada tanda-tanda yang jelas apakah Irak sudah mencapai kesepakatan pemangkasan produksi dengan raksasa-raksasa minyak itu.

Kompas TV Konsumsi Minyak Dunia Diperkirakan Akan Tumbuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com