Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Harga Melambung, Ribuan Tanaman Cabai Justru Terserang Hama

Kompas.com - 05/01/2017, 22:17 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Saat ini harga cabai di pasaran menyentuh harga tertinggi dalam sejarah. Namun, kondisi ini tidak sepenuhnya bisa dinikmati oleh para petani di Bandungan, Kabupaten Semarang.

Pasalnya, ribuan batang tanaman cabai di daerah pertanian di kaki Gunung Ungaran ini diserang hama patek. Akibatnya, cabai yang seharusnya masuk masa panen justru busuk dan mengering di pohon.

"Sejak akhir bulan lalu harga cabai naik, kami menduga ini imbas dari cuaca akhir-akhir ini. Banyak cabai yang gagal panen, kalaupun bisa panen sedikit karena sebagian besar kena patek," kata Asrofi (37), petani di Sidomukti, Bandungan, Kamis (5/1/2017).

Asrofi pada masa tanam kali kini mempunyai sedikitnya 2.000 batang cabai dan sebagian besar terserang patek. Ia dan istrinya berupaya agar hama patek ini tidak merambat ke tanaman cabai yang masih sehat dengan cara membuang cabai yang terserang patek.

Cara ini belum terbukti ampuh mengurangi serangan hama petek, namun Asrofi berharap upaya ini bisa memperlambat persebaran hama patek. Pada tingkat yang paling parah, beberapa pohon cabai yang terserang hama patek mati mendadak.

"Sehingga harga cabai rawit setan di kalangan petani sudah tinggi. Rata-rata mencapai Rp 80.000 per kilogram," terangnya. Petani

lainnya, Mugiyono mengungkapkan, dirinya mempunyai sekitari 3.000 batang pohon cabai dan 500 batang diantaranya mati terserang hama patek. Mugiyono sempat berupaya mengobati tanaman yang terkena hama, namun ternyata secara ekonomis hal itu tidak menguntungkan, karena butuh biaya yang tinggi.

Dalam sekali semprot, setiap 1.000 batang tanaman cabai dirinya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 300.000.

"Jika telat sedikit tidak disemprot, langsung menyebar ke tanaman cabai yang lain. Metode yang diberikan instansi terkait juga sudah kami kerjakan, tetapi hasilnya tidak maksimal," imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang, Urip Triyoga, menuturkan serangan hama patek yang melanda para petani cabai tidak terepas dari dampak curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini.

Tak hanya wilayah Bandungan, serangan hama patek ini juga dialami oleh parav petani cabai di wilayah Sumowono, Tengaran, Susukan, dan Kecamatan Getasan.

"Kami sudah menggerakkan petugas untuk melakukan monitoring sekaligus antisipasi supaya hama patek tidak menjalar," kata Urip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com