Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabur Benih Ikan Endemik Tingkatkan Ekonomi Nelayan Tradisional

Kompas.com - 10/01/2017, 22:01 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Tepi Danau Toba, tepat di depan pesanggrahan Bung Karno di Parapat menjadi tempat pilihan ditaburnya ribuan benih ikan endemik Danau Toba, yakni ikan nila dan tawes.

Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi yang pertama sekali membuka ikatan plastik berisi benih ikan.

Kemudian diikuti Ketua TP PKK Provinsi Sumut Evi Diana Erry Nuradi, Sekda Hasban Ritonga, Kadiskanla Zonny Waldi, dan lainnya.

"Semoga benih ikan ini hidup dan berkembang biak. Kelestarian lingkungan Danau Toba, tidak lepas dari keberlangsungan hidup ikan-ikan endemik ini. Beberapa ikan endemik danau terancam punah, seperti ikan pora-pora. Ikan tawes juga sudah sangat jarang kita temui di sini," kata Erry, Selasa (10/1/2017).

Sebagai bentuk keperdulian Pemprov Sumut terhadap keberlangsungan hidup ikan-ikan endemik Danau Toba, Pemprov Sumut menjadikan penaburan benih sebagai program berkesinambungan.

"Ini juga upaya kita menjamin keberlangsungan dan meningkatkan ekonomi nelayan tradisional Danau Toba," kata dia.

Kadiskanla Sumut Zonny Waldi menambahkan, program penaburan benih ikan (restoking) ke Danau Toba merupakan bagian rencana aksi penataan kawasan Danau Toba.

"Hari ini 6.000 benih ikan yang kita lepas. Ke depan akan lebih banyak lagi, kita lakukan secara berkesinambungan," kata Zonny.

Menurutnya, restoking dilakukan untuk mengurangi aktivitas kerambah jaring apung (KJA) yang saat ini jumlahnya melebihi daya dukung dan tampung.

Berdasarkan data 2015, jumlah produksi ikan di seluruh KJA mencapai 80.000 ton lebih per tahun. Padahal daya dukung dan daya tampung danau hanya 50.000 ton.

"Kondisi ini mengharuskan dikuranginya jumlah KJA. Nanti akan ada zonasi dan penataan terhadap KJA-KJA ini," tegas dia.

Kompas TV Pasokan Berkurang, Harga Ikan Melambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com