MALANG, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI Spudnik Sujono mengaku heran dengan tingginya harga cabe rawit di sejumlah daerah akhir - akhir ini. Sebab menurutnya, produksi cabai rawit secara nasional hingga saat ini masih surplus.
"Saya juga stres. Duduk-duduk di pinggir sawah itu. Kenapa harga (cabe) melangit," katanya saat panen cabe rawit varietas mhanu di Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Rabu (11/1/2017).
Ia menjelaskan, selama Januari 2017 persediaan cabe rawit masih surplus meski mengalami gangguan cuaca. Dari total produksi 73 ribu ton, kebutuhan konsumsi masyarakat hanya 68.000 ton. Dengan begitu, selama Januari ini produksi cabe surplus sebanyak 5.000 ton.
"Untuk bulan Januari, ini prognosa saya, sebenarnya surplus," ungkapnya.
Konsumsi masyarakat secara nasional terhadap cabai rawit juga tidak terlalu tinggi, yakni 1,26 kilogram per kapita per tahun. Jika dibagi per bulan, hanya 0,105 kilogram per kapita.
"Kalau kita bagi perhari, hanya 35 gram (per kapita). Artinya kan tidak terlalu panik," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi hujan yang terus berlanjut, ia meminta masyarakat untuk beralih dari konsumsi cabe rawit ke konsumsi cabe merah kriting dan cabe merah besar. Sebab, tanaman cabe merah kriting dan cabe merah besar tahan terhadap hujan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.