Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pacu Percepatan Pembangunan Kawasan Industri di Luar Jawa

Kompas.com - 12/01/2017, 06:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong percepatan pembangunan Kawasan Industri Konawe di Sulawesi Tenggara dan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah.

Percepatan tersebut sebagai wujud implementasi arahan Presiden Joko Widodo untuk memfokuskan agenda pemerintah di tahun 2017 pada pemerataan

Hal itu ditegaskan Menteri Perindustrian (Menperin ) Airlangga Hartarto saat meninjau Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah, Rabu (11/1/2017).

"Kami terus memacu pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa, termasuk di Morowali,” kata Airlangga melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2017).

Kawasan industri terpadu dengan lahan seluas 2.000 hektar tersebut akan menarik investasi sebesar Rp 78 triliun dan menciptakan tenaga kerja langsung sebanyak 20.000 orang, dan tidak langsung mencapai 80.000 orang.  

Menurut Airlangga, Kemenperin memfasilitasi pengembangan 14 kawasan industri di luar Pulau Jawa dalam upaya mengakselerasi cita-cita pemerintah untuk pemerataan industri dan melakukan pembangunan yang Indonesia sentris.

“Keberadaan industri-industri di kawasan ini akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian daerah dan nasional sehingga mampu menyejahterakan masyarakat,” tuturnya.  

Hilirisasi Mineral

Menperin juga menyatakan, Kawasan Industri Morowali turut mendorong langkah pemerintah dalam program hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri.

“Oleh karena itu, di kawasan ini difokuskan pada pembangunan industri pengolahan dan pemurnian mineral logam atau smelter dengan bahan dasar nikel,” jelasnya.  

Sejauh ini, dipaparkan Menperin, perkembangan pembangunan industri smelter nikel dan fasilitas pendukung lainnya di Kawasan Industri Morowali. 

Antara lain, telah beroperasinya industri smelter feronikel PT Sulawesi Mining Investment yang berkapasitas 300.000 ton per tahun sejak Januari 2015.

“Pabrik ini didukung oleh satu unit PLTU dengan kapasitas 2x65 MW. Pada tahun 2015, perusahaan telah menghasilkan nickel pig iron (NPI) sebanyak 215.784,11 ton per tahun,” ujar Airlangga.  

Selanjutnya, sejak Januari 2016, telah beroperasi industri smelter feronikel PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry dengan kapasitas 600.000 ton per tahun dan didukung oleh satu unit PLTU berkapasitas 2x150 MW.

Pada awal 2016, perusahaan mencatatkan produksi sebanyak 193.806 ton.

"Sebagai tahap lanjutan dari PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry, saat ini juga telah dilakukan commissioning test pabrik stainless steel dengan kapasitas 1 juta ton per tahun,” ungkapnya. 

Selain itu, terdapat pula industri smelter feronikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel dengan target kapasitas 600.000 ton per tahun dan stainless steel sebanyak 1 juta ton per tahun yang tahap pembangunannya saat ini mencapai 60 persen.

"PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome yang merupakan smelter Chrome juga masih dalam tahap pembangunan dengan progres 60 persen dan diharapkan pada awal tahun 2018 pabrik ini dapat mulai berproduksi,” ujarnya.  

Industri smelter lainnya, yakni PT Broly Nickel Industry Pabrik Hidrometalurgi dengan kapasitas 2.000 ton per tahun, yang akan dikembangkan menjadi 8.000 ton per tahun nikel murni sedang dalam uji coba produksi.

Kompas TV Ribuan Buruh Karawang Blokade Kawasan Industri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com