Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teddy Oetomo

Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia 

Bagaimana Gejolak Rupiah di Mata Dunia?

Kompas.com - 12/01/2017, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Oleh: Teddy Oetomo

Tidak dapat dipungkiri bahwa Rupiah memegang peranan penting terhadap ekonomi Indonesia, baik dari sisi fundamental maupun dari sisi sentimen. Kekhawatiran masyarakat Indonesia selalu tertuju pada resiko pelemahan Rupiah yang tajam.

Hal ini terjadi karena pelemahan Rupiah di masa lampau diasosiasikan dengan krisis ekonomi.

Pelemahan Rupiah secara tajam tentunya mengganggu meningkatkan ketidakpastian bagi kalangan usaha dan hal ini akan berpengaruh sangat buruk bagi iklim ekonomi Indonesia.

Namun, perlu dimengerti bahwa memiliki mata uang yang terlalu mahal juga berpengaruh buruk bagi perekonomian Indonesia.

Hal ini dikarenakan mahalnya mata uang sebuah negara akan menurunkan daya saing ekspor dan di saat yang sama meningkatkan permintaan impor yang akan menyebabkan defisit perdagangan yang membengkak.

Sebenarnya, salah satu penyebab krisis moneter di tahun 1998 adalah mahalnya Rupiah pada masa sebelum terjadinya krisis, menyebabkan pembengkakan defisit yang kemudian memaksa Rupiah untuk melemah.

Namun, berbeda dengan kondisi sebelumnya, Rupiah saat ini tidak di posisi terlalu mahal (over-priced).

Maka dari segi fundamental sebenarnya tidak banyak alasan untuk terlalu khawatir terhadap risiko pergerakan Rupiah.  

Rupiah Perlu Melemah

Apabila diteliti lebih jauh, pelemahan Rupiah terhadap Dollar Amerika beberapa saat terakhir ini lebih dikarenakan oleh penguatan dari Dollar Amerika terhadap mata uang satu dunia.

Dalam kurun waktu satu bulan, antara 25 Oktober 2016 hingga 25 November 2016, Dollar Amerika terhadap mata uang negara lain di dunia (Dollar Index) menguat sebesar 2,8 persen dari posisi 98,7 ke 101,49.

Di saat yang sama, Rupiah terhadap Dollar Amerika melemah sebesar 3,9 persen dari posisi 13.005 ke 13.525.

Sehingga, pelemahan Rupiah terhadap Dollar Amerika pada kurun waktu tersebut, sebagian besar dikarenakan oleh penguatan dari pada Dollar Amerika terhadap mata uang dunia.

Perlu dicermati bahwa Indonesia memiliki hubungan dagang dengan begitu banyak negara di dunia, tidak hanya dengan Amerika.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com