Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

S&P: Di Bawah Trump, AS Sulit Dapat Rating AAA

Kompas.com - 12/01/2017, 14:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lima tahun lebih sudah sejak perusahaan pemeringkat internasional Standard & Poor's menurunkan peringkat utang ekonomi Amerika dari skor AAA menjadi AA-. Menurut salah satu petinggi S&P, kondisi itu sepertinya sulit berubah di tahun 2017.

Pada saat yang bersamaan, S&P kembali menegaskan penurunan peringkat AS akibat kekhawatiran mengenai melonjaknya defisit anggaran dan beban utang pemerintah.

"Amerika tidak banyak melakukan sesuatu dalam menangani masalah ini," jelas Morotz Kraemer, chief sovereign rating officer S&P global ratings kepada CNBC, Rabu (11/1/2017).

Menurutnya, proses penentuan kebijakan AS saat ini sangat penuh dengan ketidakpastian. "Untuk mendapatkan rating AAA, harus ada sedikit kejelasan mengenai kebijakan yang berkelanjutan," tambahnya.

Kendati demikian, outlook ekonomi AS cukup stabil dan kecil kemungkinan peringkat ini akan berubah dalam jangka pendek.

Pada Desember lalu, S&P memprediksi adanya kenaikan pada tingkat Produk Domestik Bruto AS menjadi 2,4 persen di 2017. Prediksi ini lebih tinggi dari proyeksi tahun lalu sebesar 1,6 persen.

Di luar ekspektasi kenaikan pertumbuhan di tahun ini, S&P mencemaskan adanya peningkatan defisit akibat dari kebijakan Donal Trump.

Sekadar mengingatkan, Trump dalam kampanyenya beberapa waktu lalu mengatakan akan memangkas pajak korporasi dan pendapatan, serta menggeber investasi di sektor infrastruktur.

"Jika pertumbuhan suatu negara baik, jumlah utang sedikit, tentu sangat bagus. Tapi tentu saja hal ini lebih mudah untuk diucapkan. Kebijakan ini menggabungkan sesuatu yang hasilnya menunjukkan ada ketidaksesuaian," kata Kraemer.

Menurutnya, saat pajak utama dipangkas, anggaran infrastruktur ditambah, dan anggaran program lain juga dijalankan, maka dipastikan defisit akan melebar dan jumlah utang akan membengkak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com