Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Naik, Imbas Prediksi Kenaikan Permintaan dari China

Kompas.com - 13/01/2017, 09:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak pada perdagangan Kamis (12/1/2017) terkerek nakk lebih dari satu persen, menyusul kabar pemotongan produksi yang dilakukan eksportir kunci, termasuk Arab Saudi dan Rusia, serta prediksi permintaan China yang meningkat.

Harga minyak acuan AS naik 76 sen atau 1,5 persen menetap di 53,01 dollar AS per barel.

Sementara itu, harga minyak acuan Brent naik 91 sen atau 1,7 persen menetap di 56,01 dollar AS.

Harga minyak acuan global telah menetap di rentang tersebut selama satu setengah bulan terakhir karena pembeli terdorong berita pemotongan produksi oleh produsen utama dunia, namun ada tendensi sebagian negara memproduksi lebih dari yang disepakati.

Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) pada bulan November lalu sepakat memangkas produksi mulai tahun ini untuk menurunkan pasokan global yang telah menekan harga selama lebih dari dua tahun.

"Pasar berada dalam pola konsolidasi, dan kami melihat lebih banyak tanda-tanda mereka (OPEC) mengimplementasikan pemotongan, kita akan mengetes level 55 dollar AS per barel, dan apakah pasar akan berusaha mendorong lebih tinggi jika mereka curang," kata manager riset pemasaran dari Tradition Energy di Stamford Connecticut, Gene McGillian dikutip dari Reuters, Jumat (13/1/2017).

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, mereka telah menurunkan produksi ke level terendah selama hampir dua tahun.

Dalam sebuah konferensi pers di Abu Dhabi, Falih menyampaikan permintaan global mungkin akan naik di atas 1 juta barel per hari (bph) di 2017, dan pasar dunia akan mengetat dalam dua tiga tahun.

Beberapa anggota OPEC, termasuk Irak dan Kuwait, mengatakan mereka melaksanakan perjanjian dan Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo menuturkan, kartel tersebut berharap cadangan minyak global turun pada kuartal II.

Secara terpisah, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, negara tersebut mulai merealisasikan rencana pemotongan produksinya sendiri.

Riset BMI memperkirakan kepatuhan terhadap pemotongan produksi sekitar 73 persen.

Adapun China National Petroleum Corp (CNPC) mengatakan bahwa impor minyak mentah mereka akan naik 5,3 persen menjadi 396 juta ton pada 2017, dengan konsumsi mencapai rekor 594 juta ton setara 12 juta bph tahun ini.

Di Amerika Serikat, cadangan minyak mentah dan produksi pekan lalu meningkat di atas perkiraan, di mana ada lonjakan tajam pada produksi kilang yang mencapai rekor tertinggi.

Kompas TV Harga Minyak Dunia Bergejolak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com