Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Tegaskan TPP Belum Berakhir, walau Ditolak Trump

Kompas.com - 13/01/2017, 14:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com — Australia mendeklarasikan bahwa pakta perdagangan dalam kerangka Trans-Pacific Partnership (TPP) belumlah berakhir walau ada penolakan dari presiden terpilih AS, Donald Trump.

Hal itu diungkapkan Pemerintah Australia menjelang pertemuan PM Australia Turnbull dengan PM Jepang Shinzo Abe di Sydney, Sabtu mendatang. Pertemuan tersebut akan membahas perdagangan dua negara.

Pertemuan dua kepala negara tersebut terselenggara di tengah tingginya tensi antar-negara di sekitar laut China Selatan, seiring klaim China atas teritori tersebut.

"Pembicaraan bahwa TPP sudah mati itu pembicaraan prematur. Kami perlu memberikan waktu ke AS untuk mempelajari isu ini," kata Menteri Perdagangan Australia, Steven Ciobo, kepada radio Australian Broadcasting Corporation (ABC), Jumat (13/1/2017).

Saat ini, 12 anggota TPP, yang tujuan dasarnya adalah memangkas hambatan perdagangan di ke-12 negara tersebut, tidak akan berjalan tanpa AS. Pakta perdagangan tersebut tidak melibatkan China, dan anggotanya kebanyakan adalah negara di Asia dengan pertumbuhan tercepat.

Pakta tersebut sudah lima tahun jadi pembicaraan, sebab memerlukan ratifikasi enam negara yang mencerminkan 85 persen GDP di semua anggota TPP.

Berdasarkan ukuran ekonomi AS, pakta perdagangan tersebut tidak bisa berjalan tanpa AS.

Ciobo mengatakan bahwa, jika TPP ditolak, Australia akan mencari perjanjian perdagangan bebas lain secara mandiri ke negara Asia. "Kami akan terus mencari kerja sama perdagangan sebab Australia adalah negara perdagangan," kata dia.

Jepang sendiri merupakan satu-satunya negara yang sudah meratifikasi menuju TPP, sementara butuh waktu dua tahun bagi semua anggota dewan untuk menyetujui pakta perdagangan ini.

(Baca: Di Tengah Ketidakpastian, Jepang Tetap Ratifikasi TPP)

Kompas TV RI Minta Dukungan Cile

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com