Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik dari Pidato Trump yang "Mengecewakan"

Kompas.com - 13/01/2017, 15:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pidato Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Kamis kemarin, yang dinilai tidak memberikan rincian jelas mengenai arah kebijakan ekonomi telah mengecewakan investor.

Indeks dollar pun turun terhadap sejumlah mata uang gara-gara pidato Trump tersebut. Berdasarkan data Bloomberg, pada Kamis (12/1/2017), kurs dollar AS terkoreksi terhadap beberapa mata uang lain, termasuk rupiah.

Pada penutupan perdagangan kemarin, kurs rupiah berada di level 13.281 per dollar AS, menguat dibandingkan sehari sebelumnya di 13.319.

Menurut Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan, pidato Trump yang memicu penguatan rupiah justru menjadi kabar baik bagi para emiten yang memiliki utang valas, khususnya dollar AS, dan juga bagi yang memiliki ketergantungan terhadap impor. "Kalau dollar AS melemah, rupiah menguat, otomatis pengaruhnya positif terhadap emiten di Indonesia yang punya utang dalam dollar AS," kata Nicky di Jakarta, Jumat (13/1/2017).

Salah satu emiten yang bergerak di sektor industri dan barang konsumsi, PT Unilever Indonesia (UNVR), sangat terdampak dengan naik turunnya kurs rupiah.

Governance and Corporate Affairs Director dan Corporate Secretary UNVR Sancoyo Antarikso menuturkan, sekitar 50-55 persen biaya UNVR terkait dengan mata uang keras seperti dollar AS.

"Dengan demikian, bagi kami, semakin kuat rupiah semakin baik," kata Sancoyo kepada Kompas.com, Jumat.

Lebih jauh ia menjelaskan, yang dimaksud dengan hard currency tidak selalu biaya tersebut dalam mata uang keras. Akan tetapi, pergerakannya mengacu pada standar harga dunia dalam mata uang keras.

"Contohnya crude palm oil. Meskipun kami membeli dalam rupiah, tetapi harganya terkait dengan harga patokan dunia dalam mata uang keras (dollar AS)," ujar Sancoyo.

Menurut Sancoyo, pergerakan nilai tukar yang fluktuatif menyulitkan perseroan dalam beroperasi. "Jadi rupiah yang kuat dan stabil adalah ideal untuk kami," kata Sancoyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com