Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasta Diminta Tak Setengah-setengah Bangun Infrastruktur Listrik Desa

Kompas.com - 16/01/2017, 11:12 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar berharap, dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM nomor 38 tahun 2016 tentang percepatan elektrifikasi di pedesaan, perbatasan dan pulau kecil berpenduduk, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi dan swasta dapat berperan serta melistriki 2.509 desa yang belum menikmati listrik.

"Kita harapkan dengan Permen 38 ini BUMD, koperasi, dunia usaha boleh menjadi IPP (produsen listrik swasta/Independent Power Producer)," ujar Arcandra di Jakarta, Senin (16/1/2017).

Permintaan atau harapan yang dilontarakan Arcandra bukan tanpa alasan, mengingat PT PLN (Persero) sebagai perusahaan pelat merah yang membidangi kelistrikan ini hingga 2019 hanya mampu mengaliri listrik ke 500 desa di pelosok Tanah Air.

Padahal, masih ada sekitar 2.509 desa di berbagai penjuru tanah air yang sangat membutuhkan listrik untuk menunjang kegiatan atau aktivitas masyarakatnya sehari-hari.

"PLN hanya mampu menciptakan desa berlistrik di 500 desa. Sisanya 2.000 desa ini kita harapkan dengan Permen 38 BUMD, koperasi, dunia usaha boleh menjadi IPP dan mengaliri listrik," tutur Arcandra.

Melalui Permen 38, Arcandra juga berharap IPP untuk tidak setengah-setengah dalam membangun infrastruktur penunjang kelistrikan. Sehingga kualitas listrik yang dihasilkan pun sesuai dengan yang diharapakan, yakni mampu mengaliri listrik ke masyrakat sesuai dengan kebutuhan.

"Jangan setengah-setengah, karena nantinya masyarakat desa yang teraliri listrik itu kita harapkan oke dengan apa yang dibangun," pungkas Arcandra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com