Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI Siapkan Rp 4 Triliun untuk Danai Broker Bertransaksi Margin

Kompas.com - 16/01/2017, 16:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Guna meningkatkan jumlah transaksi saham margin, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membentuk PT Perusahaan Efek Indonesia (PEI) yang berfungsi sebagai perusahaan pembiayaan sekuritas (securities financing).

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, saat ini proposal pembentukan PEI tengah difinalisasi. Diharapkan perusahaan pembiayaan sekuritas ini bisa mulai beroperasi April 2017.

Tito mengatakan, nantinya PEI ini akan memberikan fasilitas pinjaman kepada broker atau perusahaan efek dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) di atas Rp 250 miliar.

Fasiltias pinjaman yang diberikan kepada perusahaan efek tersebut mencapai Rp 100 miliar. Dia menuturkan, berdasarkan data per 12 Januari 2017 ada 28 broker yang MKBD-nya di atas Rp 250 miliar.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio (kedua dari kanan) dan Ketua Pengawasan Eksekutif Pasar Modal OJK, Nurhaida ( kedua dari kiri) saat memberikan keterangan pers di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/1/2017). PT Bursa Efek Indonesia akan merevisi dua peraturan mengenai transaksi marjin yakni Peraturan BEI no II-H tentang Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling, serta Peraturan BEI nomor III-I tentang Keanggotan Marjin dan/atau Short Selling.
Tito lebih lanjut mengatakan, jika melihat data BEI maka akan ada 40 perusahaan lagi yang MKBD-nya naik menjadi di atas Rp 250 miliar.

“Pada tahap awal, kita bicara kemungkinan berikan Rp 100 miliar ke broker yang MKBD-nya di atas Rp 250 miliar. Jadi, dana yang harus disiapkan (PEI) sebesar Rp 4 triliun,” kata Tito di Jakarta, Senin (16/1/2017).

Tito mengatakan, cara ini sama seperti yang dilakukan bursa Jepang, dengan fasilitas pembiayaan diberikan kepada broker. Sebagai perbandingan, bursa Thailand memberikan fasilitas pembiayaan langsung kepada investor.

“Jadi, yang kita kontrol brokernya. Pertanyaannya, berapa broker itu akan naik transaksinya (Kalau dikasih fasilitas pembiayaan)?” ucap Tito.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio (kedua kanan) saat memberikan keterangan pers di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/1/2017). PT Bursa Efek Indonesia akan merevisi dua peraturan mengenai transaksi marjin yakni Peraturan BEI no II-H tentang Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling, serta Peraturan BEI nomor III-I tentang Keanggotan Marjin dan/atau Short Selling.
Menurut Tito, kenaikan jumlah transaksi yang dilakukan perusahaan efek tersebut akan sangat tergantung pada berapa kali perputaran dari saham margin. Kisarannya antara 10-20 kali putaran.

“Kalau sebulan lima kali saja, maka transaksinya akan naik 15 persen. Tetapi, bayangkan kalau perputarannya 10 kali, maka transaksinya naik 30 persen,” imbuh Tito.

Per 28 Desember 2016, nilai outstanding pembiayaan margin masih relatif kecil, yakni sebesar Rp 1,8 triliun. Sebanyak Rp 1,3 triliun diantaranya dilakukan oleh broker dengan MKBD di atas Rp 250 miliar.

Padahal outstanding pembiayan di luar saham-saham yang tergolong kriteria saham margin, mencapai Rp 4,3 triliun. Sebanyak Rp 3,3 triliun diantaranya dilakukan oleh broker dengan MKBD di atas Rp 250 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com